Parah!, Jembatan Gantung Milik BPJN Lampung Tak Kunjung Rampung
proyek Jembatan Gantung Sidomulyo yang berada di Desa Tanjung Baru Kecamatan Bukit Kemuning --Foto Franki saputra
BACA JUGA:1.564 Jemaah Calon Haji Bandar Lampung Ikuti Manasik Haji
Tak hanya itu, penggunaan material besi dinding pembatas diduga tak sesuai spesifikasi teknis.
Pada pekerjaan rabat beton, diduga dikerjakan asal jadi tanpa memperhatikan keselamatan pengendara.
Tanjakan-turunan curam tidak dilakukan penanganan teknis sehingga membahayakan keselamatan warga yang melintas, terlebih jika musim penghujan tiba.
Menurut penuturan warga yang lewat, mereka merasa was-was jika melintas saat musim hujan tiba, sebab jalan rabat beton tersebut licin dan sulit untuk dilalui.
BACA JUGA:Petahana Wabup Lambar Mad Hasnurin Kembali Maju Pada Pilkada 2024
"Kirain proyeknya belum selesai, soalnya jalan disini masih parah, apalagi dinding tebing pada longsor, itu liat sendiri mas, longsor semua, pohon-pohon besar itu akarnya sudah kelihatan menggantung. Mana jalannya licin pas hujan kemarin, kalau rem motor enggak pakem, bisa masuk jurang," kata Ujang, warga yang baru saja pulang dari kebun, Selasa, (16/04).
Dirinya juga kaget, setelah mengetahui anggaran proyek jembatan tersebut nilainya mencapai miliaran rupiah berada ditengah perkebunan yang akses jalannya masih jalan setapak dan kondisinya sangat memprihatikan.
"Coba kalau pemerintah kemarin membagi duitnya untuk bangun jalan juga, jembatan gantung kayak begitu apa iya sampai habis Rp5,6 miliar mas, coba dikurangi Rp1 miliarnya, terus dikasih untuk bangun jalan, biar enggak mubazir bangun jembatan gantung itu," ujarnya dengan polos.
Pekerjaan rabat beton yang sebelumnya diduga tidak dikerjakan oleh oknum pemborong, kini dikerjakan meski terkesan asal jadi.
Setelah viral diberitakan dan perbuatan curangnya diketahui publik, pihak pemborong langsung mengerjakan pembuatan jalan rabat beton walaupun dilapangan diduga masih tersisa puluhan meter yang belum dikerjakan oleh oknum pemborong.
Pemasangan dan penggunaan delineator diduga dipasang asal-asalan, penggunaan delineator sebagai rambu lalu lintas disepanjang jalan rabat beton dipasang di dalam badan jalan dan tidak kokoh pemasangannya.
Longsor yang terjadi pada bagian talut penahanan tanah (TPT) disekitar pondasi jembatan, hingga kini tak kunjung diperbaiki.
Nampak dilokasi , timbunan TPT dan drainase mulai longsor tergerus air.
Terparah, terjadi pada pondasi jembatan gantung yang pengecorannya diduga secara manual tanpa menggunakan ready mix.
Sumber: