Pemprov Lampung Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi Daerah, Untuk Jaga Stabilitas Harga

Pemprov Lampung Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi Daerah, Untuk Jaga Stabilitas Harga

--Ist

BANDAR LAMPUNG, LAMPUNGNEWSPAPER-  Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Fahrizal Darminto mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah secara virtual yang dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, di Ruang Command Center Lt. II Dinas Kominfotik Provinsi Lampung, Senin (12/02).

Dalam rapat koordinasi tersebut Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, menyampaikan bahwa dengan pesta demokrasi yang tinggal dua hari lagi maka masalah inflasi, stabilitas harga pangan, barang dan jasa ini tetap harus diberikan atensi.

"Kita tidak tahu apakah dampak dari pesta demokrasi ini akan terjadi imbas kepada kenaikan permintaan/demand atau tidak," ucapnya.

Tito Karnavian dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa berdasarkan data dari BPS, angka inflasi Indonesia berada di angka yang baik.

BACA JUGA:Bawaslu Tertibkan APK di Bandar Lampung Pakai Mobil PJU

"Beberapa waktu lalu dari Badan Pusat Statistik sudah merilis untuk inflasi ditahun 2024 bulan Januari diangka 2,57% dan ini merupakan angka yang baik karena menurun dari bulan Desember 2023 year-on-year diangka 2,61%. Dilihat dari grafik selama lima bulan terakhir relatif cukup stabil. Target kita tahun 2024 ini adalah 2,5±1% artinya tertinggi 3,5% dan terendah 1,5%. Namun, kita juga bersyukur karena inflasi bulan ke bulan dari Desember 2023 ke Januari 2024 ini menurun tajam ke angka 0,04% yang di bulan Desember 2023 0,41%," jelasnya.

Dengan angka inflasi nasional yang menunjukkan angka relatif terkendali, Mendagri meminta untuk tidak berpatokan pada angka nasional itu.

"Angka ini menunjukkan bahwa relatif terkendali. Tapi seperti biasa kita jangan berpatokan kepada angka nasional ini, ini good news, berita bagus untuk nasional, tapi belum tentu menggambarkan daerah. Karena daerah-daerah sangat bervariasi. Ada daerah-daerah yang bagus, bisa menjaga di angka mendekati nasional, bahkan ada yang dibawah, tapi ada beberapa daerah yang cukup tinggi," lanjutnya.

Mendagri juga secara singkat menjelaskan beberapa komoditas yang yang menjadi penyumbang inflasi.

"Komoditas-komoditas yang kita lihat menjadi penyumbang berdasarkan rapat minggu lalu tetap nomor satu adalah beras dan Irjen Kemendagri sudah melakukan rapat dengan stakeholder terkait, baik Kementrian Pertanian untuk memperkuat penyerapan panen dalam negeri dan juga untuk skema impor bersama Kementerian Perdagangan dan Bulog," ucapnya.

BACA JUGA:Pemkot Bandar Lampung akan Gelar Pasar Murah di Bulan Ramadhan

Dimana selain beras, Mendagri menjelaskan bahwa jagung, bawang putih dan gula pasir yang menjadi juga memiliki andil.

"Kemudian, jagung karena ini sama, produksi dalam negeri diperkirakan belum mencukupi untuk 2-3 bulan kedepan. Perlu dipikirkan dan diantisipasi kemungkinan untuk melakukan penambahan dalam bentuk impor juga. Bawang putih, karena memang bawang putih diatas 90% impor, ini harus dilakukan cepat untuk dieksekusi supaya cepat membanjiri pasar, ini juga telah dirapatkan dengan stakeholder Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan. Yang lain adalah gula pasir, ada beberapa kabupaten/kota yang juga lebih dari 50 terjadi kenaikan. Ini yang lagi kita cari masalahnya dimana, tapi nanti setelah pemilu," jelasnya.

Selain dari komoditas tersebut, Mendagri menjelaskan bahwa komoditas lain relatif terkendali.

Sumber: