Masa Kampanye, Politisi Saling Susul di Lamsel

Masa Kampanye, Politisi Saling Susul di Lamsel

– Panggung pengajian Muslimat NU di Kalianda penuh dengan politisi pendukung Prabowo Subianto.--ist

KALIANDA,LAMPUNGNEWSPAPER – Para politisi nasional benar-benar menjadikan Lampung Selatan sebagai salah satu titik strategis maraup suara pada Pilpres dan Pileg 2024 yang bakal digelar Februari mendatang.

Mereka seolah saling susul satu sama lain. Sebab pasca kehadiran Istri Ganjar Pranowo ke Lamsel hal itu langsung dibalas oleh kedatangan Gus Muhaimin ke Candipuro.

Masih di pekan kedua Januari, Prabowo pun menginjakan kakinya di Bandara Radin Inten II, disusul keesokan harinya (Jum’at) rombongan Zulkifli Hasan, Khofifah Indar Parawangsa, Gus Miftah, Gubernur Arinal Djunaidi, Mantan Bupati Lamsel Rycko Menoza serta para pengurus Muslimat NU provinsi Lampung yang berkumpul di Lapangan Cipta Karya.

Dalam pengajian akbar tersebut, Khofifah mengaku senang dengan antusiasme Muslimat NU yang memadati lapangan meski diguyur gerimis.

Lalu pada Minggu kemarin, Capres Anies Baswedan dikabarkan menyapa warga Desa Candimas Kecamatan Natar. Anies memenuhi jadwal ke Natar lalu bergeser ke Lampung Timur.

Dari kegiatan para politisi itu, baik yang jadwalnya kampanye ataupun yang jadwalnya pengajian, belum terlihat adanya laporan masuk ke Badan Pengawas Pemilu Lampung Selatan.

BACA JUGA:Sepanjang Tahun 2023, 1072 Rumah Tak Layak Huni di Lamsel Jadi Layak Huni

“ Kami belum menerima laporan masuk terkait adanya dugaan pelanggaran pemilu,” kata Koordinator Divisi (Kordiv) Penanganan Pelanggaran dan Data Informasi Bawaslu Lamsel, Arif Sulaiman, Minggu (14/1/2024).

Arif menegaskan kalaupun terdapat bagi-bagi minuman dan makanan hal itu tak dapat langsung dikatakan sebagai kampanye jika yang membagikan tak memberi arahan atau seruan untuk memilih salah satu paslon.

“ Seperti bagi-bagi susu yang dilakukan Gibran di Jakarta misalnya, itu bukan susunya yang di persoalkan karena susu merupakan minuman yang habis pakai. Tetapi pada kasus tersebut ialah tempat pembagiannya yang dipersoalkan,” jelas Arif.

Bawaslu Lamsel juga menerangkan alasan tak satupun Komisioner Bawaslu Lamsel yang memantau pengajian di Lapangan Cipta Karya, karena ada urusan lain yang tak kalah penting. Hanya Panwascam Kalianda saja dengan pasukan PDK melakukan pengawasan disana.

Masih kata Arif, Lampung Selatan ini menjadi daerah yang strategis dan masuk Radar para politisi nasional baik secara letak maupun jumlah mata pilih. “ Lamsel juga masuk dalam lima besar dengan jumlah pemilih terbanyak di Provinsi Lampung, TPSnya saja sampai tiga ribuan lebih. Itu artinya sangat bisa menopang perolehan suara para kandidat,” pungkasnya.

Koordinator Umum Perhimpunan Pemilih Indonesia Kabupaten Lampung Selatan, Fakhror Rozi menilai lumbung-lumbung suara di kabupaten ini terlihat variatif. Artinya klaim bahwa Lamsel menjadi kandang partai A, Partai B atau Partai C itu tidak dapat dibenarkan.

“ Faktanya bahwa di wilayah atau kecamatan-kecamatan tertentu basis dari partai ini dan partai itu cukup mengakar. Melihat dari kunjungan sebelumnya di seperti di Candipuro oleh Cak Imin dan di Tanjungbintang oleh Istri Ganjar, menandakan bahwa pemilih tradisonal disana cukup mengakar,” kata dia.

Pentolan PPI Lamsel ini menegaskan masifnya gerakan politik di Lampung Selatan disebabkan beberapa factor, selain basis akar rumput yang kuat. Secara pemetaan juga Lamsel berada di titik strategis dan tak jauh dari Pulau Jawa.

“Sisi positifnya dari masifnya gerakan itu adalah atmosfer demokrasi kita di Lampung Selatan semakin hidup dan tentu saja baik bagi pendidikan politik di kemudian hari,” pungkasnya. (red)

Sumber: