Kendala Pelayanan Kesehatan pada Hari Lupus Sedunia: Dinkes Provinsi Memberikan Janji Perhatian
--
Ketua KOL, Merli Susanti, mengungkapkan bahwa KOL telah secara rutin melakukan sosialisasi di FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama) dan bahkan telah melibatkan sekolah dalam upaya meningkatkan pengetahuan tentang Lupus. Namun, KOL memiliki keterbatasan baik dalam hal sumber daya maupun anggaran untuk melakukan sosialisasi dalam skala yang lebih luas. Oleh karena itu, KOL sangat mengharapkan peran serta dari Dinas Kesehatan atau kerja sama dengan mereka.
Merli Susanti juga menyatakan bahwa meskipun ia secara rutin mendapatkan pelayanan kesehatan di beberapa rumah sakit di Provinsi Lampung, ia belum mengetahui dengan pasti mengapa para Odapus seringkali mengalami kesulitan dalam mendapatkan obat atau melakukan pemeriksaan laboratorium dengan jaminan kesehatan. Oleh karena itu, KOL berharap agar Dinas Kesehatan dapat membawa aspirasi mereka kepada para pengambil kebijakan, mengingat jumlah Odapus dan penderita penyakit autoimun lainnya semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Pihak Dinas Kesehatan berjanji untuk memberikan perhatian terhadap sejumlah masalah tersebut. Meskipun Lupus belum masuk dalam 9 penyakit tidak menular yang menjadi prioritas, hal itu bukan berarti tidak menjadi prioritas. Mereka akan mencatat masalah ini sebagai prioritas mereka untuk memberikan edukasi tentang Lupus dan penyakit autoimun hingga ke tingkat FKTP yang paling dekat dengan masyarakat. Mereka juga akan berkoordinasi dan berusaha untuk memperbaiki ketersediaan obat-obatan dan pemeriksaan laboratorium yang dapat diakses di RSUDAM.
KOL didirikan pada tanggal 13 Mei 2017 dan memiliki sekitar 230 anggota, terdiri dari sekitar 220 Odapus dan beberapa pendamping Lupus serta dokter pendamping Lupus. Namun, masih ada banyak Odapus yang belum dapat bergabung karena alasan psikologis atau keterbatasan akses komunikasi. Lupus sendiri merupakan salah satu penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi tubuh dari kuman, virus, dan bakteri, justru menyerang tubuh dan dapat menyebabkan komplikasi pada berbagai organ. Gejala Lupus bervariasi di setiap Odapus, mulai dari ringan hingga mengancam jiwa.
Dalam diskusi sehat bersama para dokter narasumber, beberapa gejala Lupus seperti rambut rontok, ruam merah berbentuk kupu-kupu di wajah, kelelahan, sariawan yang hilang timbul, demam berkepanjangan, dan keluhan lainnya dibahas. Juga dijelaskan beberapa penanganan dan obat-obatan yang diperlukan untuk mengatasi Lupus.
Melalui kegiatan ini, KOL berharap pengetahuan masyarakat tentang Lupus dan penyakit autoimun dapat meningkat, dan para pemangku kepentingan dan pengambil kebijakan akan lebih
peduli terhadap pelayanan kesehatan yang diakses secara rutin oleh Odapus dan Odamun (orang dengan penyakit autoimun).
Sumber: