Mendekati Tahun Pemilu 2024, Gen Z Pengguna Media Sosial Harus Melek Politik!

Mendekati Tahun Pemilu 2024, Gen Z Pengguna Media Sosial Harus Melek Politik!

--

Menurut riset dari Data Reportal, jumlah pengguna media sosial (medsos) di Indonesia menyentuh angka 191,4 juta pada Januari 2022. Angka tersebut ini dilaporkan setara dengan 68,9% total populasi di Indonesia. Riset lain yang dilakukan oleh agensi marketing We Are Social dan Hootsuite mengungkapkan, separuh penduduk di Indonesia sudah aktif menggunakan medsos dengan generasi milenial dan generasi Z mendominasi sebagai pengguna media sosial terbanyak.

 

Sedangkan dalam hal partisipasi politik, data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga menunjukkan jumlah pemilih muda pada Pemilu 2019 sudah mencapai 70–80 juta jiwa dari 193 juta pemilih. Itu artinya 35%–40% pemilih muda sudah mempunyai kekuatan dan memiliki pengaruh besar terhadap hasil pemilu. Kita yakin pemilih muda tidak apatis terhadap politik, namun untuk meningkatkan partisipasi mereka dalam bidang politik diperlukan cara yang berbeda pula untuk mengikuti zamannya. 

 

Pengaruh Media sosial Terhadap Partisipasi Pemilih Milenial  dan Generasi Z

 

Partisipasi politik telah membuat bentuk bentuk baru dengan munculnya internet, khususnya dengan munculnya media sosial. Jika siklus produksi media massa melibatkan penundaan dan penundaan tersebut relatif mahal, maka media sosial membutuhkan lebih sedikit waktu, uang, dan usaha fisik.

 

Seseorang tidak menggunakan media sosial hanya untuk mengakses konten offline yang tersedia online seperti e-magazine atau media online, tetapi juga untuk menghasilkan konten asli yang mereka buat sendiri, sehingga menciptakan bentuk-bentuk partisipasi politik baru. Platform yang tersedia pada media sosial menjadi ruang politik yang berkembang dan telah membuka jalan bagi konseptualisasi ulang keterlibatan politik, terutama di kalangan pemuda.

 

Pemilih pemula sebagai remaja dapat membentuk kelompok online baru, yang didalamnya mereka dapat menyampaikan pendapat dan pemikiran politik melalui tulisan atau memberikan komentar atas pesan yang disampaikan melalui media sosial. Pemilih pemula dapat menulis dan menyebarkan informasi yang mereka peroleh dari media, mereka sebarluaskan di antara kelompok mereka, dan memberikan komentar untuk membantu anggota lain atau memberikan pandangan mereka akan hal tersebut.

 

Media sosial juga meningkatkan akses ke informasi terkait politik, satu hal yang informan dalam penelitian ini masih terasa asing, memungkinkan pengguna untuk mengekspresikan pandangan dan aksi poltik mereka secara online, yang semuanya dapat menarik orang lain yang merasa kecewa pada media tradisional untuk dapat secara aktif berpartisipasi dalam politik dengan cara yang lebih menyenangkan dan memberikan mereka kebebasan.

 

Opini: Dea Resty Noventa 

Sumber: