Atasi Banjir di Bandar Lampung Begini Pendapat Pengamat Sosial, Nizwar Affandi

Atasi Banjir di Bandar Lampung Begini Pendapat Pengamat Sosial, Nizwar Affandi

Nizwar Affandi. Foto Ist--

LAMPUNGNEWSPAPER.COM--Bencana banjir yang melanda sebagian besar wilayah Kota Bandar Lampung pada Jumat 17 Januari 2025 menjadi perhatian semua pihak. Diperlukan solusi konkret untuk mengatasi masalah yang kerap terjadi setiap musim penghujan.

Pengamat Sosial Lampung, Nizwar Affandi turut menyoroti permasalahan banjir tersebut. Menurut dia perlu adanya kolaborasi antara pemerintah provinsi (Pemprov) Lampung dengan pemerintah kabupaten/kota, hal itu mengikat Kota Bandar Lampung diapit oleh kabupaten penyangga seperti Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) dan Kabupaten Pesawaran.

Selain itu juga sejumlah sungai yang melintas di wilayah Kota Bandar Lampung juga ada yang masuk ke kabupaten Lampung Selatan dan Pesawaran.

"Ini PR untuk Gubernur Lampung dan Walikota Bandar Lampung dibantu Bupati Lampung Selatan dan Bupati Pesawaran terpilih. Yang harus dilakukan para pemangku kebijakan adalah melakukan normalisasi 19 sungai yang terdiri dari 18 sungai ditambah satu anak sungai.

BACA JUGA:Banjir Kepung Sejumlah Wilayah di Kota Bandar Lampung

BACA JUGA:Korban Banjir di Telukbetung Dapat Bantuan Program SIGER Pemprov Lampung

Normalisasi sungai yaitu dengan mengeruk sedimentasi dan merapikan tebing sungai sepanjang 135 km dimulai dari beberapa sungai yang melintasi kawasan padat pemukiman,"kata Nizwar Affandi.

Pria yang juga aktif di organisasi Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) ini berpendapat bahwa diperlukan adanya penertiban pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) di 19 sungai seluas 35 Kilometer persegi untuk  membebaskan dari bangunan dan instalasi konstruksi yang tidak memiliki fungsi mitigasi banjir dimulai dari bangunan-bangunan liar tanpa izin.

"Penertiban sistem drainase lingkungan melalui penegakkan regulasi terhadap kawasan pemukiman khususnya komplek perumahan yang sudah, sedang, apalagi baru akan dibangun termasuk ketersediaan sumur resapan, biopori, kolam retensi dan lain-lain,"kata Nizwar.

Selain itu, kata Nizwar, upaya lain yang harus dilakukan untuk pencegahan banjir adalah melakukan naturalisasi kawasan hijau resapan air di hulu dan tampungan hilir berupa embung, kolam, boezem dan lain-lain dimulai dengan memastikan yang sudah ada tetap berfungsi baik sembari menambah titik-titik baru.

"Pembangunan pompa air dan pintu air di kawasan topografi rendah dimulai dari daerah hilir sungai yang mendekati muara untuk mempercepat aliran air walaupun muka air drainase lebih rendah dari muka air sungai dan mencegah aliran balik air laut masuk ke sungai,"paparnya.

 

Sumber: