Bukan Hanya Viral, Faktor Emosional Jadi Kunci B2B Marketing Sukses

ilustrasi--ist
Sama dengan strategi pada umumnya, B2B marketing juga dilandasi dengan tahapan customer journey, yang terdiri dari awareness, consideration, conversion dan retention. Berikut ini beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mengendalikan emosi konsumen di setiap tahapan perjalanan mereka.
Menarik perhatian dengan pesan yang relevan di tahap awareness
Di tahap awareness, pelanggan menyadari bahwa mereka membutuhkan perusahaanmu menawarkan produk yang mereka butuhkan. Pada tahap ini mereka merasa memiliki masalah dan membutuhkan solusi yang tepat. Secara teori, strategi B2B marketing yang tepat adalah menawarkan solusi yang relevan dengan masalah tersebut.
Sedangkan dalam prakteknya, strateginya adalah, bagaimana cara yang tepat untuk menyampaikan pesan yang relevan kepada calon pelanggan agar mereka merasa terikat secara emosional. Dalam hal ini kamu dapat melakukan beberapa hal diantaranya:
- Membuat konten bersifat edukasi dengan judul yang menawarkan solusi kepada calon pelanggan, hal ini untuk memicu rasa penasaran mereka.
- Memahami pain point yang dirasakan pelanggan, dan menerapkannya ke dalam konten yang kamu bagikan.
Meningkatkan engagement di tahap consideration melalui personalisasi
Ketika pelanggan sudah menyadari keberadan bisnismu, maka tahap selanjutnya adalah consideration. Dimana calon pelanggan menjadikan produk atau layanan yang kamu tawarkan sebagai kandidat terkuat yang mampu memecahkan solusi mereka. Sehingga, dalam tahap ini strategi B2B yang harus kamu lakukan adalah meyakinkan mereka bahwa bisnismu kredibel dan berkomitmen dalam membangun kerjasama.
Kamu bisa meyakinkan calon pelanggan dengan memberikan penawaran yang personal melalui pesan follow-up. Gunakan data yang terkumpul untuk menganalisa kebutuhan calon pelanggan secara lebih spesifik. Ciptakan pula pengalaman yang interaktif dan proaktif, untuk meningkatkan kepercayaan calon pelanggan.
Konversi lead dengan memberikan rasa aman dan kepercayaan
Ketika calon pelanggan sudah yakin dengan keputusannya, maka konversi lead dapat dilakukan. Namun, tugas pemasaran tidak berhenti sampai disini. Kamu harus tetap memberikan rasa aman kepada pelanggan untuk menghindari kegagalan transaksi di detik terakhir. Sampaikan kejelasan terkait informasi spesifikasi, harga produk serta proses pengimplementasian secara jujur. Tawarkan pula dukungan teknis, garansi, hingga masa uji coba secara transparan untuk mengurangi keraguan calon pelanggan.
Dengan demikian, tidak ada lagi kejadian gagal bayar, karena pelanggan merasa kesulitan atau merasa tidak dihargai saat ingin melakukan transaksi.
Persisten bangun loyalitas dengan pengalaman pelanggan yang positif
Pelanggan loyal mempunyai pengaruh besar, menjaga hubungan dengan mereka adalah prioritas bagi bisnis karena advokasi mereka dapat meningkatkan jumlah pelanggan baru. Di samping itu, ketika calon pelanggan menetapkan keputusan mereka untuk bekerja sama, artinya mereka telah menaruh kepercayaan penuh terhadap perusahaan.
Bisnis harus bisa menjaga kepercayaan tersebut dengan memberikan pengalaman dan pelayanan pelanggan yang positif, agar kerjasama dapat berlangsung lebih lama.
Masa Depan bisnis B2B Ada pada Hubungan Pelanggan yang Kuat
B2B marketing tidak semata-mata mengandalkan pendekatan rasional berbasis logika dan data, tetapi juga elemen emosional dalam setiap aspek strategi. Meskipun keputusan bisnis sering dianggap objektif, emosi seperti kepercayaan, rasa aman, dan hubungan personal memainkan peran penting dalam memengaruhi perilaku lead dan pelanggan.
Emotional hooks menjadi alat untuk menciptakan koneksi yang kuat antara bisnis dengan konsumennya.Begitu pula dengan customer journey, kamu harus bisa mengelola emosi konsumen dengan hati-hati dan memperhatikan aspek emosional dalam setiap tahapannya. Sehingga kamu dapat membangun loyalitas pelanggan serta, menciptakan hubungan bisnis yang produktif dan berkesan.
Sumber: