Bukan Hanya Viral, Faktor Emosional Jadi Kunci B2B Marketing Sukses
ilustrasi--ist
JAKARTA, LAMPUNG NEWSPAPER - Strategi B2B marketing di era digital seringkali hanya fokus pada engagement, dan mengandalkan kata “viral” sebagai acuan sukses. Faktanya, strategi pemasaran yang berhasil adalah yang mampu mengundang lead berkualitas untuk berinteraksi dengan bisnis. Dan untuk membangun interaksi positif tersebut, dibutuhkan faktor emosional yang dapat menghubungkan lead dengan bisnis/brand.
Meski rasionalitas adalah faktor utama, hubungan emosional itu tetap ada untuk mempengaruhi kepercayaan. Sehingga, sebagai bisnis yang terpercaya memberikan rasa aman kepada pelanggan tidak hanya dengan bukti analisis data lapangan saja namun juga empati.
Lalu, bagaimanakah perusahaan dapat memanfaatkan faktor emosional tersebut dalam B2B marketing? Simak terus artikel ini!
Emotional Hooks yang Dapat Digunakan dalam B2B Marketing
Emotional marketing adalah salah satu strategi pemasaran ini dimanfaatkan untuk membangun hubungan yang kuat antara konsumen dengan brand/perusahaan. Tujuannya, tidak hanya untuk meningkatkan penjualan saja, namun juga membentuk kepercayaan serta loyalitas pelanggan.
Berikut ini beberapa hook yang dapat digunakan dalam B2B marketing yang dilandasi dengan ersua emosional.
Strategi narasi menarik tentang brand dalam B2B marketing
Mungkin beberapa dari kita berpikir bahwa bercerita (story telling) hanya ditemui dalam sastra, nyatanya kita bercerita di setiap aspek kehidupan termasuk ersua menawarkan produk. Kita bisa menggunakan cerita yang berhubungan dengan perjalanan perusahaan/brand untuk menarik pelanggan.
Perhatikan beberapa hal ini dalam membangun narasi:
- Bangun narasi yang natural dengan plot yang menarik,
- Hindari penggunaan jargon atau kalimat ersuasive berlebihan yang dapat menurunkan minat pelanggan.
- Pastikan narasi yang dibagikan adalah sebuah cerita nyata, jujur, dan original.
Dengan demikian, calon pelanggan dapat membangun kepercayaan terhadap bisnismu secara emosional.
Membangun kepercayaan melalui cerita pelanggan lain
Selain itu, cerita terkait pengalaman yang dialami oleh pelanggan juga dapat menjadi hook untuk menarik pelanggan secara emosional. Review, serta testimoni pelanggan lama adalah strategi lain untuk membangun kredibilitas bisnis, dan mendekati pelanggan secara emosional.
Dengan membungkusnya dalam bentuk narasi di blog artikel atau video edukasi, kamu dapat memberikan bukti kepada calon pelanggan untuk memvalidasi keputusan mereka dengan cerita nyata.
Memanfaatkan visual untuk menyampaikan empati
Manusia adalah makhluk visual, jadi, selain narasi kamu juga dapat menggunakan unsur-unsur visual dalam strategi pemasaran. Hal tersebut bisa melalui pemilihan warna, bentuk font, hingga fotografi yang dapat menarik pelanggan secara emosional.
Ciptakan identitas perusahaan dengan warna dan font yang khas untuk membangun kepercayaan pelanggan. Tetapkan pula gaya bahasa yang sangat menggambarkan kepribadian bisnis, sebagai pembeda perusahaanmu dengan kompetitor. Dalam konteks B2B marketing, gaya bahasa yang profesional akan dinilai lebih kredibel.
Menciptakan interaksi yang bermakna sekalipun dengan teknologi
Mengingat saat ini kita hidup di era digital, tak dapat dipungkiri kita memang banyak memanfaatkan teknologi dalam strategi pemasaran. Salah satunya dengan menggunakan aplikasi chatbot dalam menggantikan peran tim dukungan pelanggan. Hal tersebut memang strategi yang tepat untuk mengurangi waktu tunggu, sayangnya, tak sedikit perusahaan yang melupakan sisi emosional dari calon pelanggan.
Untuk menghindari hal tersebut, solusi yang tepat adalah memanfaatkan kecepatan dan ketepatan teknologi tanpa menghilangkan kehadiran intuisi manusia. Menjadikan teknologi sebagai alat bantu bukan alat ganti, dan tidak menyerahkan keseluruhan interaksi kepada chatbot. Dengan demikian, kamu dapat menciptakan interaksi yang berkualitas dengan calon pelanggan.
Mengendalikan Emosi Konsumen Di Setiap Tahap Customer Journey
Sumber: