Ramen dari Jepang Lewat, Rawon Sop Terenak Di Dunia, Cocok Disantap Cuaca Dingin

Ramen dari Jepang Lewat, Rawon Sop Terenak Di Dunia, Cocok Disantap Cuaca Dingin

Rawon khas indonesia--foto kemenkraf

LAMPUNGNEWSPAPER-Bulan Desember, frekuensi hujan memang lebih banyak intensitasnya pada bulan tersebut. Kalau sudah pagi hujan,siang hujan, makanan yang paling cocok mampir ke lidah adalah makanan yang dapat menghangatkann tubuh.

 

Tak hanya bakso atau sotol oh, ada juga beberapa makanan khas Indonesia yang cocok disantap ketika musim hujan, seperti  rawon dan laksa

Membahas soal makanan khas Indonesia memang tidak ada kenyangnya, ya? Hampir setiap daerah di Indonesia punya makanan lezat dan menggoda untuk dicicipi.

Ditambah lagi, pengolahan dan bumbu-bumbu yang digunakan turut mencirikan dari mana makanan khas tersebut berasal.

Kelezatan dan keautentikan inilah yang menjadikan makanan khas Indonesia dilirik banyak wisatawan mancanegara.

Dikutip dari laman kemenparekraf, Bahkan belum lama ini, beberapa makanan khas Indonesia kembali mendunia.

 

Setelah Nasi Goreng dan Rendang yang masuk ke dalam daftar “Makanan Terenak di Dunia” versi CNN. Kini giliran Rawon yang menduduki peringkat pertama sebagai “10 Best Rated Soups in the World 2023”, dan Laksa masuk dalam jajaran “50 Best Soups in the World 2023” versi Taste Atlas.

 BACA JUGA:Jangan Salah Lagi Ini Perbedaan Minuman Kopi espresso dan americano

Makanan berkuah khas Indonesia ini berhasil mengalahkan sup-sup enak lainnya di dunia, seperti Ramen dari Jepang, hingga Tom Kha Gai dari Thailand. Lantas, seperti apa kelezatan dari sup-sup khas Indonesia yang mendunia ini?

Rawon khas Jawa Timur

 Konon, rawon sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit, hal ini dibuktikan dengan disebutnya makanan ini dalam Prasasti Taji (901 M) di Ponorogo, Jawa Timur.

 

Dalam prasasti tersebut rawon ditulis dengan nama “Rarawwan”.  Prasasti inilah yang membuat banyak orang meyakini bahwa rawon berasal dari Ponorogo, sebelum akhirnya menyebar ke seluruh pelosok Jawa Timur.

Berdasarkan catatan dalam Serat Wulangan Olah-olah Warna-warni (1926), rawon menjadi hidangan bagi para raja-raja.

Dahulunya, rawon menggunakan daging kerbau, namun kini diganti daging sapi yang lebih umum dan mudah ditemukan.

 Dimasak dengan metode lambat dan campuran bumbu-bumbu rempah khas, membuat daging rawon sangat empuk dan kaldu meresap sempurna.

 Salah satu kunci dari kelezatan dan keunikan rawon adalah penggunaan keluak di dalam sup terenak di dunia ini. Keluak memberikan warna hitam pekat yang menjadi ciri khas rawon.

 

Bisa dibilang, kalau tidak menggunakan keluak, rawon hanyalah sup biasa. Karena warnanya yang hitam pekat ini banyak wisatawan mancanegara menyebut rawon black soup. O, iya, keluak yang tidak diolah dengan baik beracun, lo! Jadi, tidak boleh dimakan mentah, ya!

 Dalam satu piring rawon terdiri dari: potongan daging sapi, tauge, taburan bawang goreng, kerupuk udang, telur asin, dan kuah sup yang hitam pekat. Kuah sup yang kaya rempah dan daging yang lembut, ditambah gurih telur asin dan kesegaran tauge membuat perpaduan nikmat dalam satu suapan rawon khas Jawa Timur.(*)

 

Sumber: