Pedagang Pasar Bambu Kuning Tetap 'Survive' di Tengah Gempuran Toko Online

Pedagang Pasar Bambu Kuning Tetap 'Survive' di Tengah Gempuran Toko Online

--

LAMPUNGNEWSPAPER.COM--Pasar Bambu Kuning yang berada di Tanjung Karang Pusat atau di Jantung Ibu Kota Bandar Lampung merupakan salah satu Pasar Tradisional Legendaris di Provinsi Lampung.

Bahkan di tahun 2000 an ada ungkapan belum afdol kalau belum berbelanja pakaian kalau belum ke Pasar Bambu Kuning.

Namun seiring waktu, di kala Mall-mall atau pusat perbelanjaan tumbuh subur di Kota Bandar Lampung, Pasar Bambu Kuning masih tetap eksis.

Tidak hanya dari pusat perbelanjaan yang megah dan mewah dengan segala fasilitasnya. Serbuan e-commerce atau toko online juga ikut bersaing dalam merebut hati pelanggan.

BACA JUGA:Pengelolaan Pasar Kota Agung Kembali ke Pemkab Tanggamus, Pedagang Berharap Retribusi Tidak Naik

BACA JUGA:Disdag Kota Bandar Lampung Tidak Memberatkan Pedagang Pasar Pasir Gintung

Pedagang Pasar Bambu Kuning, tidak lantas 'menyerah' atau berpasrah diri, tapi para pedagang juga ikut berinovasi dengan turut berkompetisi merebut hati konsumen dunia Maya melalui sejumlah platform digital seperti Shopee, Tokopedia maupun Tiktok Shop.

Arifin yang sudah 20 tahun berjualan di Pasar Bambu Kuning mengakui bahwa kondisi sekarang ini jumlah pembeli tidak seramai dulu seperti dulu. Namun bukan berarti tidak ada pembeli.

"Kondisi pasar memang tidak ramai seperti dulu. Kalau saya pribadi sih, aman-aman saja. Untuk pembeli ada saja, bahkan ada pelanggan dari luar kota, kalau ke Bandar Lampung pasti mampir ke Pasar Bambu Kuning,"kata Arifin.

Hal senada diungkapkan, Dani yang sudah berjualan pakaian di Pasar Bambu Kuning selama 18 tahun. Menurut dia, salah apabila ada anggapan tidak ada pembeli sama sekali di Pasar Bambu Kuning.

"Saat ini dibilang sepi nggak juga, satu atau dua Minggu sekali saya belanja ke Jakarta. Mengenai harga jual barang itu relatif ya,

kalau harga mahal ya semua tergantung kualitas. Ada harga ada rupa, ada juga yang dijual obral 3 pcs Rp100 ribu, tapi kan kualitasnya beda. Saat ini kita pedagang bersaing di kualitas barang, kalau barang bagus pasti pembeli akan kembali lagi,"ujarnya.

Dikatakan Dani, bahwa dirinya juga mengikuti perkembangan zaman dengan berjualan secara online. "Ya, saya juga dagang di e-commerce seperti Shopee, Tiktok, atau via WhatsApp nanti barangnya dikirim lewat Aplikasi Gojek atau Maxim,"ucapnya.

Diungkapkan Dani bahwa, pelanggan setianya tidak hanya dari warga Bandar Lampung saja, tetapi ada juga dari luar daerah seperti, Gedong Tataan, Pringsewu, Kota Agung hingga Way Kanan.

Sumber: