Pemulangan Eks Kombatan ISIS Tak Bisa Dilakukan Gegabah

Pemulangan Eks Kombatan ISIS Tak Bisa Dilakukan Gegabah

“Cuci otak dalam tanda kutip ya. Walaupun ini tidak mudah, dan waktunya bisa lama mungkin sampai berbulan-bulan. Sehingga mereka juga harus diberi materi bela negara agar bisa memahami kembali hidup secara normal di masyarakat,” ucap dia.

Untuk menjalankan program ini, pemerintah juga hendaknya melibatkan banyak pihak terutama pemuka agama. Latar belakang dari orang per orang pun hendaknya dipantau agar proses reideologi ini berjalan baik.

“Misalnya kalau mereka sebelumnya Muhammadiyah ya dihadirkan dari Muhammadiyah. Kalau NU ya NU, atau non-ideologi ya harus dikaji,” ucap dia.

Agar pengawasan lebih optimal, kata Tamliha, pemerintah juga bisa mengumumkan kepulangan mantan ISIS ini sehingga pengawasan melekat dan bisa menjadi sumber intelejen yang baik bagi negara. Dengan begitu masyarakat ikut memantau keberadaan orang-orang ini di lingkungannya.“Supaya ada kewaspadaan. Mencegah kan lebih baik dari pada mengobati,” ucap dia.

Adapun proses reideologi ini bisa saja dilakukan di dalam negeri. Sepanjang ada tempat khusus yang bisa dijadikan area untuk proses reideologi yang tentunya memerlukan tempat dan fasilitas yang mumpuni.

“Seperti yang Corona tapi enggak di Natuna lagi. Indonesia kan punya banyak pulau. Enggak ada salahnya lah kita manfaatkan untuk keperluan-keperluan tertentu. Pulau yang 17.000 lebih itu bisa bermanfaat bagi bangsa Indonesia,” tandas dia.

Demikianlah berita ini diperoleh dari Okezone untuk dapat disampaikan ke pembaca.

Sumber: