Stok Beras Lamsel Aman, Sudah Termasuk Bapanas
--
Perkumpulan Penggilingan Padi (Papadi) Siger Lampung juga memprediksi harga gabah dan beras akan terus melambung. Sebab tak banya daerah-daerah yang bisa panen padi selama musim kemarau.
Ketua Perkumpulang Penggilingan Padi (Papadi) Siger Lampung Riyan Suryanto mengatakan, musim kemarau menjadi salah satu penyebab harga jual gabah terus melambung.
“Musim kemarau ini paling berpengaruh terhadap melambungnya harga jual gabah. Sebab di wilayah lain saat ini belum ada yang masuk musim panen, bahkan tidak tanam karena kemarau,” kata Riyan kepada Radar Lamsel.
Riyan menuturkan, pekan lalu harga jual gabah masih diangka Rp 6.000 hingga Rp 6.500 per kilogram. Tapi pada pekan ini harga jual gabah sudah menyetuh angka Rp 6.800 hingga Rp 7.000 per kilogramnya.
BACA JUGA:Antisipasi Kemarau Panjang, DKP Lambar Siapkan 27 Ton Beras
“Sekarang untuk gabah panjang sudah diangka Rp 7.000 ini kita ambil di tempat petani. Sedangkan gabah panjang masih diangka Rp 6.500 tapi barangnya susah, petani banya tanam padi panjang,” sambungnya.
Melonjaknya harga gabah ini tentu menyebabkan harga beras ikut melambung. Sebelumnya, kata Riyan, dirinya menjual beras dari pabrik di angka Rp 11.000 per kilogram. Namun saat ini beras dijual dengan harga Rp 13.000 per kilogramnya.
Ketua Gabungan Kelompok Tani, Desa Bali Agung, Dewo Aji Sastrawan juga tak menepis kekeringan mulai melanda selama sepuluh hari belakangan.
Sumber: