Kolaborasi Pusat, Pemprov, dan Masyarakat: Kunci Keberhasilan Produktivitas Agroforestri di Lampung

Kolaborasi Pusat, Pemprov, dan Masyarakat: Kunci Keberhasilan Produktivitas Agroforestri di Lampung

--gambar: lampungprov.go.id

 

"Kita bisa melihat bahwa agroforestri telah terbentuk dengan berbagai pilihan jenis tanaman dan musim yang berbeda, sehingga di sini tidak lagi mengalami kekurangan hasil. Berbeda dengan petani kopi yang hanya panen sekali setahun," ungkapnya.

 

"Masyarakat sangat menjaga hutan karena mereka telah merasakan manfaatnya. Di sini terdapat enam mikrohidro yang telah berfungsi selama sebelas tahun. Enam unit tersebut melayani enam puluh tujuh keluarga. Ini menunjukkan bahwa debit aliran air mencukupi karena kondisi hutan yang baik," terangnya.

 

Ketua Gapoktanhut Pujo Makmur, Maryadi, menambahkan bahwa petani hutan berharap Forum DAS dapat terus membimbing dalam meningkatkan nilai tambah Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK).

 

"Kami sangat bersyukur atas kehadiran mahasiswa Jurusan Kehutanan dari Fakultas Pertanian Unila yang belajar langsung di desa kami melalui program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. Pemilihan lokasi MBKM di desa kami membuktikan bahwa lahan yang kami kelola memiliki banyak potensi," ujar Maryadi.

 

"Kepala Dinas Kehutanan, Pak Yanyan, sempat mengundang seluruh kepala KPH untuk melakukan studi banding ke sini. Selain itu, KPH Pesawaran juga rutin mengajak komunitas fotografi dan komunitas jalan-jalan untuk berkunjung. Dan yang tidak kalah penting, beberapa wartawan

 

 dari media online dan wartawan TV nasional juga telah mengunjungi hutan kami," ucapnya.

 

"Kami merasa terlindungi oleh kehadiran pemerintah melalui KPH Pesawaran, Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, dan BPDAS. Kami juga senang mendapatkan dukungan dari akademisi, komunitas, dan media," tegasnya.

 

Sumber: