“Provinsi Lampung masih mengalami defisit komoditas bawang merah, dengan produksi tahun 2022 sebesar 1.762 ton dan konsumsi rumah tangga mencapai 30.079 ton per tahun, sehingga ketersediaanya 90% harus dipasok dari luar Provinsi Lampung,” imbuhnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Gubernur Lampung menyambut baik upaya bersama yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Lampung, Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan, Bank Indonesia, serta pihak terkait lainnya sebagai bagian dari rangkaian implementasi program GNPIP di Provinsi Lampung.
Harapannya juga dengan adanya program ini dapat turut mendorong pengembangan sentra budidaya bawang merah, guna meningkatkan kemandirian pangan daerah yang pada gilirannya dapat mendukung ketahanan pangan nasional.
Tentunya upaya tersebut dapat terwujud melalui kolaborasi Bank Indonesia bersama dengan berbagai lembaga maupun mitra strategis lainnya.
Program GNPIP ini merupakan program berkelanjutan, yang sejak awal tahun 2022 telah berhasil diimplementasikan di Kota Bandar Lampung, Kota Metro, Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, serta Kabupaten Way Kanan melalui bantuan sarana dan prasarana pertanian serta operasi pasar. Pada implementasi GNPIP di Kec. Ketapang, Lampung Selatan kali ini tidak terlepas dari peran serta Pemerintah Daerah dan Perbankan dalam penyaluran KUR yaitu Bank Lampung serta BRI wilayah Lampung Selatan.
Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi momentum kolaborasi antar lembaga dan Pemerintah Daerah untuk mewujudkan sinergi dalam upaya menekan inflasi daerah serta dapat meluas di berbagai wilayah lainnya di Provinsi Lampung. (rls/apr)