Pupuk Subsidi 2024 Untuk Petani di Kota Metro Bernilai Fantastis
--Foto M.Ricahardo
METRO,LAMPUNGNEWSPAPER- Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Metro bakal menyalurkan sebanyak ribuan ton subsidi pupuk untuk tahun 2024 dari Kementerian, untuk para petani di Bumi Sai Wawai.
Kepala DKP3 Kota Metro, Heri Wiratno merinci jumlah subsidi pupuk yang terdiri dari urea dan NPK itu. Menurutnya, batuan untuk petani itu akan dibagi secara bertahap, melalui distributor dan pengecer yang sudah ditentukan.
“Dari kementerian itu, menunjuk Pupuk Indonesia sebagai penyedia dan di Metro itu ada dua distributor, yakni DCS dan Ramayana. Dari distributor itu disalurkan ke 8 kios pengecer, lalu dari pengecer dibagi lagi ke Kelompok Petani, tergantung jumlah Poktan yang ada di masing-masing wilayah,” kata Heri saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Senin, 22/1/2024.
“Dalam hal penyaluran pupuk subsidi ini, fungsi DKP3 itu membuat e-RDKK, yakni Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani. Itu tugas penyuluh, mendampingi kelompok tani untuk membuat e-RDKK, dibagi berdasarkan luas wilayah lahan pertanian. Maka, kalau petani di suatu tempat di Metro ini tidak membuat e-RDKK, maka dipastikan tidak akan mendapat subsidi pupuk. Nah, di tingkat kelurahan itu kan ada Kelompok Tani, datangi saja, di situ lah sudah terdata wilayahnya masing-masing,” lanjutnya.
BACA JUGA:Merusak Pos Pol PP di Taman Merdeka Metro, Dua Anjal Punk Ditangkap Polisi
Berdasarkan keterangan Kepala DKP3 Kota Metro kepada Lampung Newspaper, diketahui untuk tahun 2024, jumlah pupuk urea subsidi sebanyak 1011,6 ton dan meng-cover 52 persen kebutuhan tanam petani.
Sedangkan untuk pupuk NPK jumlahnya 772,6 ton dan membantu 29 persen kebutuhan tanam. Sayangnya, Heri menyebut bantuan itu kerap disalahartikan sejumlah pihak, bahwa subsidi itu tidak begitu banyak membantu.
Padahal, jika satuan berat pada pupuk itu dinominalkan, maka akan muncul nilai dalam bentuk rupiah yang cukup fantastis.
“Untuk urea, subsidi itu kan nilainya Rp2250 per kilogram, sementara harga HET nya itu kan berkisar di Rp6000, itu ada selisih Rp4 ribu sampai Rp4500. Nah, untuk NPK itu harga subsidi Rp2300, sedangkan harga di pasaran itu antara Rp14-18 ribu. Jadi, ada selisih belasan ribu subsidinya kan? Kalau diakumulasikan, dirupiahkan, ya nilainya itu banyak sekali lo ya,” bebernya.
Dari keterangan tersebut, Lampung Newspaper mengajak pembaca untuk berhitung. Maka jika harga pupuk urea subsidi sebesar Rp2250, sedangkan HET pupuk urea Rp6000, jadi, selisih harganya Rp3750 per kilogram.
Selisih tersebut jika dikalikan jumlah pupuk urea subsidi yang sebanyak 1011,6 ton, artinya nilai subsidi urea pada 2024 ini ialah sekitar Rp3.793.500.000.
Sedangkan, jika harga pupuk NPK subsidi sebesar Rp2300, sementara apabila HET pupuk NPK Rp17000, maka selisih harganya Rp14.700 per kilogram.
Selisih tersebut jika dikalikan jumlah pupuk NPK subsidi sebanyak 772,6 ton, artinya nilai subsidi urea pada 2024 ini yakni sekitar Rp11.357.220.000
Maka, total nilai subsidi pupuk di Kota Metro yang terdiri dari urea dan NPK itu, jika diakumulasikan dengan nilai rupiah, jumlahnya sekitar Rp15.150.720.000.
Sumber: