Pemkot Bandar Lampung Pertimbangkan Jual Aset Untuk Penuhi Kebutuhan Belanja
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Bandar Lampung, M Nur Ramdhan--deka
BANDARLAMPUNG,LAMPUNGNEWSPAPER - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung mengaku masih mempertimbangkan menjual 8 aset lahan untuk memenuhi target belajar daerah.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Bandar Lampung, M Nur Ramdhan saat diwawancarai, Sabtu (16/9/2023). "Iya, kita masih mempertimbangkan untuk menjual aset lahan," kata dia.
Menurutnya, penjualan aset lahan adalah langkah terakhir saat pendapatan asli daerah tak terpenuhi. Sebagai sumbernya alternatif, tentu penjual aset diperbolehkan.
BACA JUGA:Daftar DTKS Online dan Nikmati Bantuan PKH dan BPNT, Cek Caranya di Sini
"Kalau melihat aturan Permen 77 di pedoman penyusunan APBD, penjualan aset itu merupakan salah satu sumber PAD selain dari pajak, retribusi, kekayaan daerah yang dipisahkan dan ada pendapatan daerah lainnya yang salah satunya penjualan aset," jelasnya.
Walaupun masih dipertimbangkan, lanjut Ramdhan, rencana penjualan aset lahan telah dimasukkan ke dalam kebijakan umum anggaran (KUA) dan prioritas plafon anggaran sementara (PPAS) perubahan Kota Bandar Lampung tahun anggaran 2023.
"Tapi perlu diingat penjualan aset yang dimasukan KUA PPAS masih sangat jauh, itu baru rencana pemerintah menjual aset kalau misalkan pemerintah perlu dana besar yang tidak terkover," paparnya.
BACA JUGA:Luar Biasa, 11,679 Kendaraan di Lampung Mati Pajak, Hasil Turlap 8 Hari
Ramdhan memaparkan, 8 luas lahan yang ada dijual adalah lahan kosong. Salah satunya berada di Jalan Ikan Tongkat dan Gunung Kunyit yang luasnya 3000 meter persegi.
"Total lahan yang akan dijual 26.000 meter persegi atau 2,6 hektare," pungkasnya.
Perlu diketahui, Pemkot Bandar Lampung memproyeksikan total pendapatan asli daerah dalam KUA PPAS APBD perubahan, yakni Rp517 miliar, dimana 71 persen lebih ditopang oleh rencana penjualan aset yang nilainya diperkirakan mencapai Rp385 miliar lebih. (dka)
Sumber: