Desa Inklusi Keuangan Perkuat Gairah Ekonomi Masyarakat Lampung

Desa Inklusi Keuangan Perkuat Gairah Ekonomi Masyarakat Lampung

BANDARLAMPUNG - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung mendorong pertumbuhan ekonomi desa guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Kepala OJK Provinsi Lampung, Bambang Hermanto, mengatakan program-program untuk menghidupkan perekonomian di Lampung terus digulirkan.
Bambang menjelaskan, OJK bersama industri jasa keuangan bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Lampung telah membentuk desa inklusi keuangan, yang bertujuan untuk meningkatkan literasi dan inklusi seluruh penduduk maupun daerah sekitar.
\"Desa dan Inklusi Keuangan di perdesaan akan lebih bermakna jika mampu menghidupkan lagi semangat gotong royong, mendorong kembali semangat saling menolong,\" katanya.
Menurut Bambang, program inklusi keuangan membuat warga memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan.
\"Inklusi keuangan, adalah ketersediaan akses ke berbagai lembaga keuangan beserta produk dan layanan jasa mereka. Sebagai financial intermediary, lembaga keuangan berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kemudahan menyimpan dan meminjam modal finansial,\" jelasnya.
Bambang menjelaskan, survei nasional literasi dan inklusi keuangan ketiga yang dilakukan OJK pada tahun 2019 menunjukkan indeks literasi keuangan nasional mencapai 38,03 persen dan indeks inklusi keuangan nasional mencapai 76,19 persen yang menunjukkan peningkatan dibandingkan hasil survei OJK pada tahun 2016, yaitu indeks literasi keuangan sebesar 29,66 persen dan indeks inklusi keuangan 67,82 persen.
Sementara Lampung, lanjutnya, menunjukkan hasil survei di bawah nasional, dengan indeks literasi keuangan sebesar 30,97 persen dan indeks inklusi keuangan sebesar 61,94 persen.
Desa inklusi keuangan merupakan program kerja TPAKD Provinsi Lampung yang dilatarbelakangi  rendahnya tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat desa yang secara nasional masih rendah, yaitu 28,04 persen dan 47,62 persen.
\"Melalui program desa inklusi keuangan, ketersediaan akses keuangan yang seluas-luasnya kepada masyarakat dalam rangka mendukung perekonomian desa sebagai bentuk akselerasi akses keuangan di desa guna mendukung sektor usaha yang berkembang di desa tersebut,\" paparnya.
Saat ini telah terbentuk delapan desa inklusi keuangan yang tersebar di Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Pesawaran dan Kabupaten Tulang Bawang Barat.
Sebelumnya, OJK Provinsi Lampung bersama TPAKD mendorong bangkitnya ekonomi Desa Cinta Mulya, Lampung Selatan, melalui program Desa Inklusi Keuangan.
OJK bersama TPAKD mengajak masyarakat Desa Cinta Mulya untuk lebih cerdas dalam mengelola dan menggunakan uang. Menawarkan segala kemudahan dan memberikan pelayanan pada masyarakat desa agar mudah mendapatkan akses keuangan.
Kepala OJK Lampung, Bambang Hermanto menjelaskan, tujuan inklusi keuangan yaitu memberikan kemudahan akses dan layanan keuangan kepada seluruh masyarakat.
“Diharapkan, dengan adanya kemudahan akses, semua masyarakat Indonesia bisa masuk ke dalam keuangan formal sehingga dapat meningkatkan perekonomiannya,” katanya saat ditemui di kantor Desa Cinta Mulya, Jalan Musa Laksanamana, Kecamatan Candipuro, Lampung Selatan, Selasa (30/2021).
Bambang menambahkan, Desa Cinta Mulya dipilih menjadi pilot project sebagai Desa Inklusi di Kabupaten Lampung Selatan. Pasalnya di desa ini memiliki banyak potensi usaha ekonomi. Masyarakat akan lebih optimal dalam mengembangkan usaha sehingga kesejahteraan mereka akan meningkat.
“Kalau masyarakat mudah mengakses keuangan untuk modal usaha, usaha mereka akan tumbuh dan berkembang. Muaranya pada masyarakat yang sejahtera,” katanya.
Bambang memaparkan, untuk di Desa Cinta Mulya terdapat lembaga keuangan yang terdiri dari unit usaha Desa yaitu BUMNDes, serta jasa lembaga keuangan, yaitu Agen Laku Pandai dan Galeri Investasi Desa.
Menurutnya, Agen Laku Pandai merupakan agen layanan keuangan perbankan tanpa operasional kantor dan tanpa batasan jam operasional dengan konsep one stop financial services.
“Untuk Agen Laku Pandai ini mampu melayani transaksi keuangan hingga 24 jam atau tanpa batas waktu, sehingga jika ada keperluan mendesak, sangat membantu sekali,” ujarnya.
Jika ingin menjadi Agen Laku Pandai, lanjut Bambang, sangatlah mudah, seperti memiliki unit usaha yang sudah beroperasional dan bisa dilakukan sinergi dengan layanan akses keuangan.
Data OJK dari 2.435 desa di Provinsi Lampung, hanya tinggal 100 desa yang belum ada agen laku pandai, karena masalah kendala sinyal komunikasi. Dan hal ini sudah konfirmasi ke TPAKD untuk pengadaan agen laku pandai secepatnya.
“Karena target OJK dan TPAKD adalah satu desa minimal harus memiliki satu agen laku pandai,” ungkapnya.
Koordinator pengelola Agen Laku Pandai Desa Cinta Mulya, Hartanto mengatakan, kehadiran Agen Laku Pandai sangat dirasakan masyarakat Desa Cinta Mulya, yaitu seperti pengajuan pembukaan rekening, transfer, pemberian kredit pembiayaan atau KUR, hingga kemudahan pembayaran pajak kendaraan.
“Untuk layanan pembayaran pajak kendaraan, kita gunakan sistem jemput bola dengan mendata langsung kendaraan yang sudah mendekati jatuh tempo bayar pajak dan kami tawarkan agar menggunakan jasa fasilitas di Agen Laku Pandai. Ini sudah berjalan sejak dua bulan lalu, dan respon masyarakat cukup baik karena sudah ada 10 kendaraan yang diurus langsung Agen Laku Pandai disini menggunakan aplikasi E-Samdes dari Bappenda Provinsi Lampung dan L-Smart Bank Lampung,” jelasnya.
Kehadiran Agen Laku Pandai juga sangat membantu masyarakat yang bergerak dibidang UMKM untuk menambah perputaran modal usahanya melalui pengajuan permodalan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Lampung. Salah satu nasabah KUR Bank Lampung, Khusnul Khotimah mengakui kemudahan yang didapatkan sejak adanya Agen Laku Pandai.
“Usaha saya semakin maju dan berkembang dengan adanya bantuan modal dari KUR Bank Lampung. Selain prosesnya cepat dan sistem pengembaliannya juga ringan karena dengan cara mencicil,” ujar Khusnul pemilik toko Karunia Fashion di Desa Cinta Mulya.
Pengajian awal KUR di Bank Lampung sebesar Rp10 juta dan saat ini berhasil berkembang dengan mampu menghasilkan omset kurang lebih Rp1 juta per hari. “Alhamdulillah perekonomian keluarga saya semakin membaik. Usaha saya terus berkembang dengan hadirnya Agen Laku Pandai yang membantu saya pengajuan KUR di Bank Lampung,” kata Khusnul.
Kepala Cabang Bank Lampung Kabupaten Kalianda, Malatisnoh menjelaskan, Agen Laku Pandai sangat berperan penting dalam membantu memberikan informasi kepada masyarakat yang ingin mengajukan KUR.
“Namun untuk proses approval tetap dari pihak Bank Lampung sebagai pemberi kredit pinjaman,” jelasnya. (dka)

Sumber: