Penjual Kuliner Tradisional "Lamang Tapai" di Kota Metro, Dulang Cuan di Musim Ramadan

Penjual Kuliner Tradisional

puluhan Lamang Tapai selama satu pekan Ramadan di Kota Metro--M. Ricardo

METRO, LAMPUNG NEWSPAPER- Pembuat makanan tradisional asal Kota Metro, mampu menjual puluhan Lamang Tapai selama satu pekan Ramadan, hingga berhasil kumpulkan omzet jutaan rupiah.

Lamang tapai dengan cita rasa gurih dan tekstur lengket yang lezat, terbuat dari beras ketan atau pulut yang dimasak dengan metode unik, yakni dibakar di dalam ruas bambu.

Lamang merupakan kudapan tradisional yang banyak ditemui di berbagai wilayah berkebudayaan Melayu. Tapi, Minangkabau, Sumatra Barat adalah salah satu tempat di mana makanan ini berkembang menjadi hidangan kuliner lokal, yang kaya akan tradisi.

Salah seorang penjual lamang di Kota Metro, Edy Chaniago, telah berjualan kudapan teman menyantap takjil saat buka puasa itu sejak 1977.

 BACA JUGA:Dana komite Rp900 Juta SMAN 1 Seputih Rahman Digunakan Untuk Kepentingan Pribadi Para Oknum Guru

"Ini turun-temurun dari kakek saya, ke bapak saya, kemudian ke saya. Turun-temurun lah pokoknya, dari tahun 77 lah kira-kira," kata Edy kepada Lampung Newspaper, Kamis, 6/3/2025.

Saban produksi, usaha rumahan yang berada di Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Hadimulyo Barat, Metro Pusat itu mengolah sebanyak 40 kilogram beras ketan, untuk diolah menjadi 60 batang lamang tapai siap jual.

Sedangkan untuk harga per batang yang berkisar 50 centimeter itu, Edy membanderol seharga Rp80 ribu.

"Harga satu batang lamang kami jual Rp80 ribu. Sebab, harga bahan-bahan untuk bikin lamang ini lagi naik, makanya kami juga menyesuaikan. Kurang lebih selama bulan puasa ini, kami menghabiskan bahan baku sekitar 40 kilo beras ketan," ulasnya.

Pembuatan lamang terbilang sederhana, namun butuh proses yang cukup panjang, sekitar 5 sampai 6 jam lamanya.

Langkah pertama, masukkan beras ketan yang telah dicuci bersih ke dalam bambu. Setelah takaran dirasa cukup, tambahkan santan kelapa dan kemudian, tutup menggunakan lembaran daun pisang.

"Terakhir, beras ketan di dalam bambu siap diproses dengan dibakar di bawah api langsung," tandasnya.  (Qqi)

Sumber: