Negoisasi Anggota Dewan Lamsel dengan Mr Lee Deadlock, Perusahaan Woongsol Egois

Rabu 13-09-2023,19:49 WIB
Reporter : Admin
Editor : Admin

 

 

 

“ Sudah ke dokter spesialis kata dokter anak saya mengidap gangguan pernapasan. Kalau terus-terusan begini, bahayanya bagi kesehatan kami. Harusnya perusahaan memikirkan dampak buruk terhadap warga, bukan hanya memikirkan keuntungan semata,” kata Imam, seorang ayah yang anaknya menderita alergi debu.

 

 

 

Emosi warga disana sudah memuncak, Pemerintah Desa Sukabanjar bahkan sudah pasrah dengan hal ini. Sebab kejadiannya terus berulang-ulang tanpa ada penanganan serius baik dari Perusahaan maupun Pemerintah Daerah.

 

 

 

Warga tidak mengancam secara eksplisit atas dampak buruk tersebut. Namun ketika keluhan ini kembali digantungkan tanpa solusi, bukan tidak mungkin menyulut konflik yang lebih besar, sebesar kobaran api yang kerap melahap serabut kelapa di PT. Woongsol.

 

 

 

Pada berita sebelumnya, HRD PT. Woongsol Nature Indonesia Oktovie Herousa mengatakan kalau dirinya sudah beberapa hari tidak ngantor lantaran kerap berseberangan dengan menejemen perusahaan.

 

 

 

Ovie begitu Oktovie biasa disapa menjelaskan sebetulnya kejadian seperti ini sudah berulang-ulang setiap tahun. Namun kondisi kemarau yang terjadi menyebabkan debu beterbangan dan tak mampu dibendung perusahaan.

 

 

 

“ Bahkan ketika sudah disiram, dibendung oleh waring pun sama saja. Tetap kebobolan juga, mestinya perusahaan menjadikan ini sebagai pelajaran supaya kedepan tidak terus begini,” kata Ovie yang mengaku menonaktifkan diri selama beberapa hari belakangan.

 

 

 

Dari pengakuannya, Ovie merupakan penyambung lidah antara warga dengan menejemen perusahaan yang para petingginya berkebangsaan Korea. Beberapa kebijakan perusahaan kata Ovie sebagian sudah mengakomodir keinginan warga.

 

 

 

“ Sebagian sudah diakomodir keinginan warga seperti penyiraman rutin. Tetapi memang kemarau dan angin kencang tak mampu membendung,” kata Ovie.

Kategori :