Jadi Tuan Rumah Lokakarya Nasional UI GreenMetric, ITERA Komitmen Jadi Kampus Berkelanjutan Dunia
--
“Namun perangkingan bukanlah tujuan kami, melainkan sebuah bonus apresiasi di dunia dan menjadi catatan amal di Yaumul Akhir. Kami berharap dapat menjadi contoh yang baik bagi mahasiswa, masyarakat dan bersama-sama kita gemakan konsep ini di kancah internasional,” ujar Rektor.
Perangkingan bukanlah tujuan kami, melainkan sebuah bonus apresiasi di dunia dan menjadi catatan amal di Yaumul Akhir. Kami berharap dapat menjadi contoh yang baik bagi mahasiswa, masyarakat dan bersama-sama kita gemakan konsep ini di kancah internasional.
Dalam kesempatan tersebut, Rektor ITERA juga menyampaikan berbagai terobosan dan inovasi yang dilakukan ITERA untuk menjadi kampus berkelanjutan. Salah satunya dengan membangun Integrated Waste And Agro Center (IWACI), untuk mengatasi permasalahan sampah yang masih menjadi tantangan.
IWACI merupakan pusat inovasi pengelolaan limbah dan reintegrasi dengan agrikultur ITERA. Pengelolaan sampah dilakukan dengan mengedepankan aspek keberlanjutan dilaksanakan dari hulu hingga hilir dengan semangat kolaborasi di lingkungan ITERA.
Program biokonversi limbah padat organik, pengolahan thermal, pemanfaatan sampah anorganik, penerapan teknologi biogas, hingga produksi pupuk cair dan pakan ternak mandiri menjadi program unggulan IWACI dalam upaya mendukung terciptanya kampus ITERA yang zero waste.
Sejalan dengan itu, Ketua UI GreenMetric Prof. Riri Fitri Sari, M.Sc., M.M., menyebutkan bahwa penyelenggaraan Lokakarya UI GreenMetric hari ini bertepatan dengan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional yang dicanangkan oleh Presiden ke-3 RI, Alm. BJ. Habibie. Bersamaan dengan Hari Teknologi, perguruan tinggi diharapkan menjadi ujung tombak inovasi teknologi dan dapat mencari solusi bersama terkait permasalahan yang menjadi tantangan dunia, dengan berbasis keberlanjutan lingkungan.
Dari perspektif pemeritah, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Lampung, Ir. Kusnardi, menyampaikan Pemprov Lampung telah memiliki kebijakan untuk menjadikan penurunan emisi gas rumah kaca sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU). Sedangkan untuk pengelolaan sampah, pemprov mencanangkan target untuk menangani 73% dan mengurangi 26% dari 1,6 juta ton sampah/tahun, meskipun target tersebut belum tercapai. Untuk itu dibutuhkan kolaborasi bersama stakeholders untuk mengatasi.
“Di negara maju, sampah dilirik untuk menjadi sektor yang menguntungkan. Sampah merupakan masalah kita bersama,” ujar Ir. Kusnardi.
Sumber: