Temui Pj. Gubernur Samsudin, Masyarakat Desak Kenaikan Harga Singkong
Temui Pj. Gubernur Samsudin, Masyarakat Desak Kenaikan Harga Singkong --
BANDARLAMPUNG, LAMPUNGNEWSPAPER.COM - Beberapa perwakilan masyarakat dan tokoh pemuda Lampung mendatangi kediaman dinas Penjabat (Pj) Gubernur Lampung, Dr. Drs. Samsudin, SH, MH., M.Pd., di Mahan Agung, Jl. Dr. Susilo, Bandarlampung, pada Sabtu malam, 21 Desember 2024.
Rombongan tersebut dipimpin oleh H. Ibnu Hasan, sebagai tokoh Lampung yang saat ini berdomisili di Jakarta. Kedatangan mereka untuk menyampaikan aspirasi masyarakat terkait harga singkong yang dianggap terlalu rendah.
Dalam rombongan turut hadir beberapa tokoh, di antaranya Dr. Zainuddin Hasan selaku praktisi hukum, Ardiyansyah sebagai tokoh pemuda, Slamet Riyadi selaku pemerhati sosial, Hotman dari unsur masyarakat, dan Ahmad Rusdi Oemar yang dikenal sebagai aktivis sekaligus pemerhati sosial.
"Kami mendesak Pj. Gubernur Samsudin untuk menaikkan harga singkong yang saat ini sedang terjadi gejolak di masyarakat, khususnya petani Singkong, dikisaran 1.500/kg," ungkap Ibnu kepada Lampung Newspaper usai pertemuan itu.
Menurut Ibnu, kedatangan mereka merupakan bentuk keprihatinan terhadap nasib para petani singkong yang semakin terpuruk akibat rendahnya harga jual hasil panen mereka.
“Kondisi ini sangat memprihatinkan. Petani kita terus merugi karena harga singkong yang tidak seimbang dengan biaya produksi. Kami mendesak pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk memperbaiki situasi ini,” tegasnya.
Menanggapi keluhan tersebut, Pj. Gubernur Samsudin, memberikan tanggapan positif. Ia berjanji akan mengupayakan solusi terbaik demi kepentingan para petani.
"Kami memahami betul kegelisahan masyarakat, khususnya para petani singkong. Pemerintah tidak akan tinggal diam. Hari Senin (23/12/2024) kami akan menggelar rapat bersama para pemangku kepentingan untuk membahas dan memutuskan langkah terbaik terkait harga singkong," ujar Samsudin.
Selain itu, ia meminta masyarakat untuk tetap tenang dan bersabar. Samsudin menegaskan bahwa pemerintah selalu berpihak kepada rakyat, terutama dalam memastikan kesejahteraan petani.
“Kami membutuhkan waktu untuk merumuskan kebijakan yang tepat. Namun yang pasti, langkah ini akan mengutamakan kepentingan petani,” ringkasnya.
Untuk diketahui, singkong merupakan salah satu komoditas utama di Provinsi Lampung. Sebagai daerah penghasil singkong terbesar di Indonesia, Lampung memiliki kontribusi besar dalam memenuhi kebutuhan bahan baku industri tepung tapioka dan produk olahan lainnya.
Dalam beberapa bulan terakhir, harga singkong terus mengalami penurunan drastis. Rendahnya harga singkong ini membuat banyak petani kesulitan menutup biaya operasional, seperti pupuk, pestisida, dan upah tenaga kerja.
Slamet Riyadi, pemerhati sosial yang turut hadir dalam pertemuan tersebut, menyoroti pentingnya keberpihakan pemerintah kepada petani kecil.
“Petani adalah tulang punggung ekonomi kita. Jika mereka terus terpuruk, dampaknya tidak hanya pada sektor pertanian, tetapi juga pada perekonomian daerah secara keseluruhan,” jelasnya.
Sumber: