UML Gelar Wisuda 2025, Toleransi dan Inklusivitas Jadi Sorotan
UML Gelar Wisuda 2025, Toleransi dan Inklusivitas Jadi Sorotan--
Tak hanya dirinya, banyak juga mahasiswa non-muslim yang kuliah di UML dari papua contohnya. Mereka merasa diperlakukan dengan baik, tidak ada diskriminasi, keadilan dan toleransi diterapkan, tidak hanya berhenti menjadi papan jargon promosi kampus.
Saya seering disebut sebagai mahasiswa Katolik Muhammadiyah. Di sini saya bukan mewakili diri saya sendiri tentunya, tapi juga ingin menyuarakan kisah saya yang saya yakin mewakili teman-teman sekalian, imbuhnya.
Tak sampai di situ, Dominggas juga mengaku punya kenangan yang terlupakan selama melaksanakan kegiatan KKN, yakni ketika Kami tidak saling berdebat siapa yang paling benar,
kami justru menemukan keindahan dalam kesungguhan masing-masing. Bahwa jalan menuju kebaikan, meski dari tradisi yang berbeda, sering kali bertemu pada satu titik yang sama titik kemanusiaan.
“Kampus UML mengajarkan saya bahwa saya tidak harus menjadi serupa untuk diterima. Saya hanya perlu menjadi tulus. Sebab akhirnya yang paling dikenang adalah bukan pencapaian atau kebaikan, tapi kebaikan yang tertinggal saat kita pergi,” Pungkasnya.
Sumber: