LAMPUNGNEWSPAPER,Melalui ruang zoom tanggal 4 Juli 2024 Webinar Sosialisasi Konferensi Nasional Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (KN PRBBK) ke-16 sukses digelar secara daring. Acara ini dimulai dari pukul 13.00 Wib - 16.00 wib dihadiri oleh 237 peserta melalui Zoom dan 150 peserta melalui streaming YouTube.
Acara yang dimoderatori oleh Mashadi ini dibuka oleh Muhammad Hasan, selaku Ketua OC KN PRBBK XVI, yang menyampaikan pentingnya kegiatan PRBBK untuk membangun strategi sinergi dalam pengelolaan pembangunan masyarakat pesisir, menghadapi perubahan iklim, dan pembangunan berkelanjutan. Muhammad Hasan juga menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak yang terlibat dalam PRBBK.
BACA JUGA:Supriyanto Tegaskan Baru Keluarkan Surat Tugas Untuk Calon Wakil Bupati Pesawaran
Pangarso Suryotomo, Direktur Kesiapsiagaan BNPB, dalam sambutannya mengapresiasi kerja keras panitia dan semua pihak yang terlibat dalam persiapan KN PRBBK XVI 2024. Beliau juga menekankan pentingnya KN PRBBK dalam memperkuat ketangguhan masyarakat pesisir Indonesia, mengingat risiko tinggi gempa dan tsunami di banyak desa dan kelurahan di Indonesia. Beliau juga menyampaikanBNPB mengajak semua komunitas PRBBK dan menyiapkan suatu wadah/ yaitu katalog kesiapsiagaan bencana. Dimana katalog tersebut digunakan untuk pemantauan KN PRBBK seluruh Indonesia.
Pada kesempatan yang sama dalam pemberian kata sambutan dari Avianto Amri ketua umum MPBI mengatakan KN PRBBK adalah kegiatan kolaboratif yang melibatkan lebih dari 100 lembaga. Acara ini juga menjadi momentum untuk memperingati gempa dan tsunami Aceh, serta untuk memperkuat langkah-langkah kolaboratif di berbagai tingkatan, mulai dari komunitas hingga nasional.
Dalam sesi pemaparan kunci, Petrasa Wacana, Ketua SC KN PRBBK XVI, dan Risma Sunarty, Sekretaris OC KN PRBBK XVI, membahas tema utama KN PRBBK 2024 dan penggunaan peta jalan PRBBK dalam pelaksanaan kegiatan ini. Mereka menekankan bahwa peta jalan PRBBK 2024-2045 akan menjadi panduan untuk mencapai resiliensi masyarakat terhadap bencana dan krisis iklim di Indonesia. Petrasa Wacana menuturkan ada 5 sasaran dalam KN PRBBK XVI :
Ada peran platform PRB,
Merumuskan kebijakan,
Mengkoordinasikan PRBBK dalam pencapaian target-taget wilayah
Memberikan dukungan teknis dengan entitas PRBBK kedalam pengembangan peta jalan.
Kemudian, forum PRB di daerah bisa mendukung perumusan di level daerah, mengadvokasi program berbasis masyarakat,
Naibul Umam Eko Sakti, Ketua PIC Region KN PRBBK XVI, juga turut memberikan pemaparan mengenai pentingnya dokumentasi produk pengetahuan dalam membangun ketangguhan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil, serta pemantauan perkembangan dan capaian PRBBK di Indonesia.
Webinar Sosialisasi Konferensi ini menghasilkan beberapa output penting, termasuk policy brief, produk kolaboratif pelaku PRBBK-Proklim-Pesisir, hasil pengukuran capaian peta jalan PRBBK, dan laporan pelaksanaan konferensi nasional pengelolaan risiko bencana berbasis komunitas. Puncak acara KN PRBBK XVI akan diselenggarakan di Aceh pada bulan Oktober, dengan tujuan menghasilkan policy brief dan produk kolaboratif yang akan mendukung pengelolaan risiko bencana di kawasan pesisir. Semua ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi pengembangan strategi dan kebijakan untuk memperkuat ketangguhan masyarakat pesisir di Indonesia.
Acara ini ditutup dengan sesi foto bersama dan kesimpulan dari seluruh rangkaian kegiatan yang telah berlangsung.