LAMPUNGUTARA,LAMPUNGNEWSPAPER - Warga Jalan Gotong-royong gang Bhakti Taruna 1 yang berada di RT 04 LK I Kelurahan Tanjung Harapan, Kecamatan Kotabumi Selatan keluhkan kondisi jalan yang bertahun-tahun rusak parah dan tak tersentuh pembangunan.
Bahkan sistem drainase (Siring) disana sudah lama tak berfungsi, sehingga luapan air limbah rumah tangga dan air hujan selalu meluap ketika musim penghujan tiba.
Kerusakan tersebut telah berlangsung selama tujuh tahun berjalan.
Meski, telah berulang kali pihak dinas PUPR yang kini telah berganti nama menjadi Dinas SDABMBK melalui bidang Cipta Karya turun lapangan untuk melakukan perencanaan pembangunan, namun hingga hari ini tak kunjung diperbaiki.
Mirisnya lagi, pada tahun 2017 silam, jalan yang padat penduduk itu dibangun oleh dinas Permukiman Provinsi Lampung.
Meskipun secara notabene jalan lingkungan yang ada di wilayah Kecamatan Kotabumi Selatan itu merupakan ranah Cipta Karya dinas setempat.
Kepala lingkungan (LK) I Kelurahan Tanjung Harapan, Atmaja didampingi beberapa warga setempat mengeluhkan kondisi jalan dan drainase yang rusak parah, warga setempat sudah bosan dengan janji-janji pejabat terkait yang mengatakan akan membangun lingkungannya.
Bahkan, selama tujuh tahun ini, warga setempat sudah tak terhitung lagi bergotong royong tiap musim penghujan tiba.
BACA JUGA:Akibat Tanggul Jebol Kecamatan Semaka Banjir, 149 Rumah Terdampak
"Setiap warga yang melintas di jalan ini, selalu was-was takut terjatuh. Bahkan dengan kondisi jalan yang rusak parah ini, kami kesulitan untuk berkendara. Apalagi pas musim hujan tiba seperti malam tadi yang intensitas hujannya sangat deras, beberapa warga teras rumahnya ikut tergenang air, dampak dari air hujan yang meluap dari siring. Gotong-royong selalu kami lakukan, tapi pemerintah terkesan tutup mata dengan kondisi kami disini," keluhnya, kepada awak media, Jumat, (01/11).
Apriyadi (50) warga setempat juga mengeluhkan kondisi jalan lingkungan disana, rumahnya yang tiap kali hujan deras, selalu digenangi luapan air hujan dari drainase yang kini telah mengalami pendangkalan.
Menurutnya warga telah berulangkali menyampaikan keluh kesahnya pada pamong setempat hingga ke kelurahan, bahkan janji Pemkab Lampura yang akan melakukan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah, seperti janji manis belaka, kenyataannya tak kunjung diperbaiki.
"Kalau musim hujan tiba, rumah saya dan tetangga sampai kemasukan air hujan yang dari siring dan jalan. Capek juga kalau mau begini terus, tidak ada solusi dari pemerintah (Pemkab) Lampung Utara. Kami berharap keluhan kami ini didengar, dan ada langkah konkret yang benar-benar dapat diwujudkan," tuturnya.
Sementara itu, Lurah Tanjung Harapan, Syahrir Ependi saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi apa yang menjadi keinginan warga lingkungan setempat dan akan membawa aspirasi warganya sampai ke tingkat Kabupaten.
Sebab, kata dia, dirinya juga baru mengetahui kondisi infrastruktur jalan rusak disana sudah mengganggu aktivitas warga setempat. Meski demikian, Ia tak akan berpangku tangan, dan akan segera menindaklanjuti dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.
"Selama saya menjabat amanah menjadi Lurah Tanjung Harapan memang belum ada laporan warga yang masuk, kemungkinan laporan atau proposal pembangunan jalan yang disampaikan warga disampaikan pada saat kepemimpinan Lurah sebelumnya. Saya baru mengetahui setelah adinda konfirmasi sekarang ini," terang Lurah.
"Secepatnya akan saya tindaklanjuti. Nanti kami akan berkoordinasi dengan pihak RT dan LK disana untuk mengambil langkah-langkah strategis, dan kita harapkan dinas terkait mampu merespon dengan cepat apa yang menjadi keluhan warga," tandasnya.(*)