KETAPANG ,LAMPUNGNEWSPAPER – Desa Sidoasih, Kecamatan Ketapang kini sudah berusia 32 tahun. Desa yang berada di jalan lintas timur (Jalintim) Sumatera itu sebelumnya menginduk di Desa Bangunrejo.
Para tokoh dan masyarakat di Desa Sidoasih mulai mela kukan persiapan pemekaran pada tahun 1987. Lalu, berselang lima tahun kemudian, desa yang memiliki tiga dusun dan 17 RT itu dinyatakan definitif pada tahun 1991.
Sejak definitif 32 tahun silam, Desa Sidoasih sudah di pimpin oleh empat tokoh didesa setempat.
Yakni, Legino sebagai kepala desa (Kades) pertama hasil pemilihan kepala desa (Pilkades) pertama. Selanjutnya, Kades kedua Pondoyo dan Kades ketiga Sahuri.
Saat ini, Desa Sidoasih dipimpin oleh M. Ibrahim alias Baim yang merupakan Kades terpilih pada Pilkades serentak 31 Agustus 2023 lalu.
Dia berhasil memenangkan kontestasi Pilkades di desanya yang diikuti empat calon. Yakni, calon nomor urut 1 M. Ibrahim ( Baim), calon nomor urut 2 Suharjo, calon nomor urut 3 Darno dan calon nomor urut 4 Sahuri (Incumbent).
M. Ibrahim atau yang akrab disapa Baim ini berhasil mendapatkan suara terbanyak pada Pilkades tersebut. Laki-laki kelahiran Palembang, 24 Februari 1989 itu dilantik secara bersamaan dengan Kades terpilih lainnya di Kecamatan Ketapang oleh Bupati Lampung Selatan H. Nanang Ermanto pada 20 September 2023.
Suami Riswati ini merupakan pemimpin ke empat Desa Sidoasih, Kecamatan Ketapang untuk enam tahun kedepan masa bhakti 2023-2029.
BACA JUGA:Wisata Pantai Batu Putih Ketapang, Tersusun Batu Cadas Berwarna Putih
M. Ibrahim alias Baim merupakan pindahan dari Palembang dan baru sekitar 10 tahun berdomisili dan menetap di Desa Sidoasih tepatnya di RT;02, Dusun Sidodadi.
Dia berhasil meraih simpatik dari masyarakat Desa Sidoasih yang memiliki sekitar 2.360 penduduk.
Dengan berbekal keyakinan dan pengalaman berorganisasi saat menjadi Mahasiswa, M. Ibrahim alias Baim mengikuti pesta demokrasi tingkat desa (Pilkades).
Saat mencalonkan diri, pria berusia 34 tahun ini mengusung visi-misi untuk membangun Desa Sidoasih yang lebih baik dan maju.
Yakni, perubahan sistem birokrasi dalam Pemerintahan Desa Sidoasih, menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan, meningkatkan pelayanan masyarakat, meningkatkan perekonomian masyarakat melalui usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), aktif dalam kehidupan sosial masyarakat dan agama.
M. Ibrahim alias Baim yang baru 2 bulan lalu dilantik oleh Bupati Lamsel mengaku termotivasi ikut mencalonkan diri sebagai Kepala Desa (Kades) Sidoasih karena ingin mengabdikan diri kepada masyarakat untuk membangun Desa Sidoasih yang lebih maju.
“Walaupun saya baru tinggal sekitar 10 tahun di desa ini dan bukan asli warga desa ini, saya termotivasi untuk mengabdikan diri ditengah masyarakat. Saya berfikir, anak muda punya kreasi, milenial, kerja keras, kerja cepat, kerja cerdas untuk mewujudkan Desa Sidoasih yang maju,” tutur Baim diruang kerjanya, kantor Desa Sidoasih.
Dia menjelaskan, perubahan birokrasi dalam pemerintahan Desa Sidoasih dimaksudkan merubah image masyarakat tentang Family sistem dalam tatanan pemerintahan desa.
“Selama ini, image masyarakat yang bekerja di aparatur desa itu adalah keluarga besar kepala desa. Ini yang mau saya rubah. Tidak ada lagi family sistem dalam pemeritahan desa. Siapapun dia, jika memiliki kompetensi yang baik maka akan kita libatkan dalam pemerintahan desa,” katanya.
“Misi saya selanjutnya adalah ingin menyediakan kendaraan Ambulance bagi masyarakat. Karena selama ini masyarakat ingin berobat namun terkendala jarak yang cukup jauh dari pusat kesehatan (Puskesmas dan Rumah sakit) tidak memiliki fasilitas Ambulan khusus yang disediakan pemerintah desa,” imbuhnya.
Baim juga mengatakan, pihaknya akan memberlakukan pelayanan satu pintu untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat dan diberikan secara gratis.
Selanjutnya, untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Sidoasih, M Ibrahim akan menghidupkan kembali Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang kondisinya mati suri. Dia mengaku akan memperbaiki sistem, fasilitas dan sumberdaya manusia yang mengelola BUMDes tersebut.
“Sangat disayangkan sekali, desa yang memiliki aset tidak terkelola dengan baik. Desa Sidoasih memiliki aset tanah bengkok, memiliki kios-kios di pasar dan BUMDes. Padahal jika ini di kelola dengan baik bukan tidak mungkin hasil dari pengelolaannya bisa membantu perekonomian masyarakat. Harapan saya, Desa Sidoasih menjadi contoh bagi desa-desa lainnya,” paparnya dengan penuh semangat.(*)