Di Palas 1500 hektar Tanaman Padi Terancam Gagal Panen

Minggu 10-09-2023,19:51 WIB
Reporter : Admin
Editor : Admin

 

 

 

Dewo menyebutkan, setidaknya ada sekitar 56 hektar tanaman padi petani Desa Bali Agung yang telah terkena kekeringan.

 

 

 

"Untuk saat ini sudah ada 56 hektar tanaman padi yang sudah kekeringan. Sudah enggak bisa siram, sebab sumur bor sudah kering. Harapan kita semoga turun hujan sehingga petani tidak gagal panen," pungkasnya.

BACA JUGA:Krisis Air Bersih Terus Meluas, Damkar Kelabakkan

Harga jual gabah kering panen (GKP) kian melambung akibat dampak musim kemarau. Hal ini juga turut menyebabkan harga beras juga ikut meroket

 

Perkumpulan Penggilingan Padi (Papadi) Siger Lampung juga memprediksi harga gabah dan beras akan terus melambung. Sebab tak banya daerah-daerah yang bisa panen padi selama musim kemarau.

 

Ketua Perkumpulan Penggilingan Padi (Papadi) Siger Lampung Riyan Suryanto mengatakan, musim kemarau menjadi salah satu penyebab harga jual gabah terus melambung.

 

“Musim kemarau ini paling berpengaruh terhadap melambungnya harga jual gabah. Sebab di wilayah lain saat ini belum ada yang masuk musim panen, bahkan tidak tanam karena kemarau,” kata Riyan kepada Radar Lamsel.

 

Riyan menuturkan, pekan lalu harga jual gabah masih diangka Rp 6.000   hingga Rp 6.500 per kilogram. Tapi pada pekan ini harga jual gabah sudah menyetuh angka Rp 6.800 hingga Rp 7.000 per kilogramnya.

 

“Sekarang untuk gabah panjang sudah diangka Rp 7.000 ini kita ambil di tempat petani. Sedangkan gabah panjang masih diangka Rp 6.500 tapi barangnya susah, petani banya tanam padi panjang,” sambungnya.

 

Melonjaknya harga gabah ini tentu menyebabkan harga beras ikut melambung. Sebelumnya, kata Riyan, dirinya menjual beras dari pabrik di angka Rp 11.000 per kilogram. Namun saat ini beras dijual dengan harga Rp 13.000 per kilogramnya.

BACA JUGA:Tips dan Syarat Agar Pengajuan KPR Subsidi Kamu Disetujui oleh Bank

“Kemungkinan harga gabah dan beras ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun, sebab wilayah lain belum ada yang masuk masa panen. Panen raya baru masuk di April tahun depan,” sambungnya.

 

Di tempat terpisah, salah satu pengusaha beras asal Kecamatan Palas, Ali Hidayat juga mengamini lonjakan harga gabah dan harga beras tersebut. Saat ini harga beras di tingkat konsumen sudah menyentu Rp 14.000 hingga Rp 15.000 per kilogramnya.

 

“Sebelum kemarau, konsumen kalau beli beras di warung paling mahal diharga Rp 13.000 per kilo. Sekarang beras di warung paling murah Rp 14 ribu bahkan ada yang Rp 15 ribu per kilogramnya,” pungkasnya.   

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kecamatan Palas, Yusak Murjoko mengatakan, meski tengah dilanda kemarau namun panen musim gadu tahun ini juga membawa berkah untuk petani, lantaran harga jual gabah yang terus merangkak naik.

BACA JUGA:Water Rescue Jamin Keselamatan Wisatawan

"Harga jual gabah untuk saat ini sangat bagus. Saat ini tanaman padi di wilayah barat juga tengah memasuki musim panen," kata Yusak kepada Radar Lamse l .

 

Yusak menyebutkan, sebagian besar hamparan ditanam dengan parietas padi panjang. Beberapa desa yang telah memulai musim panen yaitu Desa Tanjung Jaya dan Bumi Daya. Untuk gabah kering panen (GKP) sudah berda dikisaran Rp 6.000   hingga Rp 6.500 per kilogram.

 

"Yang sudah mulai masuk musim panen itu desa Tanjung Jaya dan Bumidaya, di Kali Rejo juga ada namun masih sedikit. Untuk harga bahkan ada yang menyentuh Rp 6.500 per kilo. Harga mengalami kenaikan sebesar seribu rupiah dibanding musim panen rendeng kemarin," sambungnya

Yusak juga mengungkapkan, hingga saat ini ribuan hektar tanaman padi masih terancam kekeringan. Meski begitu sampai saat ini belum ada tanaman padi yang mengalami kerusakan.

 

"Statusnya masih terncam, karena pasokan air semakin kritis. Meski begitu belum ada padi hang kekeringan hingga berdampak gagal panen," pungkasnya. (vid)

 

 

 

Kategori :