Arsjad mengatakan, sesuai tema yang diusung "ASEAN Centrality: Innovating towards Greater Inclusivity," ASEAN-BAC bertekad untuk menjadikan kawasan sebagai tujuan investasi dan perdagangan paling menarik di dunia.
“Kami telah melakukan kajian mendalam dan roadshow untuk mendapatkan dukungan negara-negara mitra, seperti Tiongkok, Kanada, Australia, Jepang, dan Korea Selatan. ASEAN-BAC sangat fokus pada sentralitas, inovasi, dan inklusivitas, yang bersumber dari nilai-nilai fundamental 5P, yaitu People, Planet, Prosperity, Peace, dan Partnership,” katanya menjelaskan.
BACA JUGA:Pameran Pekan Raya Lampung Segera Digelar
Pembahasan lima isu prioritas kemudian dikembangkan menjadi delapan proyek warisan. Delapan proyek itu terdiri atas ASEAN QR Code, Marketplace Lending Platform, Wiki Entrepreneur, ASEAN Net Zero Hub, Carbon Center of Excellence, ASEAN One Shot Campaign, Inclusive Closed-Loop Model for Agricultural Product, dan ASEAN Business Entity.
“Saya optimistis delapan legacy project ini berdampak signifikan bagi terciptanya era baru berbisnis di kawasan. Hal ini juga akan menjadi salah satu topik pembahasan antara pelaku usaha dan para kepala pemerintahan,” kata Arsjad.
Menurut Arsjad, seiring perjalanan menuju kemajuan, sangat penting untuk memahami bahwa perjalanan menuju pembangunan harus bermula dari pasar ASEAN. Prinsip ini ditegaskan oleh pertumbuhan signifikan ekonomi ASEAN, yang melejit hingga mencapai 5,7% pada tahun 2022. Dengan outlook positif pada pemulihan sektor jasa, diperkirakan laju pertumbuhan akan mencapai 4,6% pada 2023 dan 4,9% pada 2024.
“Perdagangan barang total juga mencatat pertumbuhan yang kuat, sebesar 14,9%, atau mencapai total nilai US$3.847,0 miliar. Sedangkan perdagangan intra-ASEAN melonjak 21,3% pada tahun 2022, berkontribusi 22,3% dari total perdagangan ASEAN,” katanya.