Waspada Erupsi GAK! Pantau Lewat Aplikasi Magma Indonesia
LAMPUNGNEWAPAPER.COM, BANDARLAMPUNG - Gunung Anak Krakatau (GAK) yang terletak di Selat Sunda menyemburkan abu vulkanik setinggi 200 meter atau 357 meter dari permukaan laut (Mdpl). Peristiwa tersebut terjadi sekira 16.15 WIB, Kamis (3/2). Kepala Badan Penaggulangan Bencana Daerah Provinsi Lampung, Rudi Sjawal Sugiarto membenarkan, terjadi erupsi GAK. \"Erupsi GAK tadi sore tidak berdampak berbahaya dan maupun kerusakan, sebab sekalanya kecil,\" katanya kepada Lampung Newspaper. Kendati demikian, masyarakat tetap selalu waspada dan selalu memantau aplikasi magma Indonesia \"Kita tetap mengimbau kepada masyarakat untuk selalu tetap waspada dan memantau melalui aplikasi magma indonesia. Perkembangan selanjutnya akan diinformasikan kembali,\" imbuhnya. Sementara, Petugas Pos Pantau GAK Lampung Andi Suandi mengatakan pada saat melakukan pemantauan kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas sedang, condong ke arah Timur Laut atau menuju Pulau Jawa. \"Tapi kami tidak mendengar suara dentuman, saya belum mendapat laporan suara dentuman. Abu mengarah ke Pulau Jawa,” jelasnya. Menurutnya, erupsi yang terjadi pada GAK tidak berdampak berbahaya maupun kerusakan. Sebab, skalanya masih kecil, sehingga dirinya meminta masyarakat untuk waspada dan selalu memantau aplikasi Magma Indonesia. “Kalau sekarang ini statusnya berada pada status Level 2, waspada, dengan rekomendasi tidak boleh mendekat dalam radius 2 km dari kawah,” pungkasnya. Berdasarkan Informasi yang dihimpun dari Lampung Newspaper, pada saat kejadian cuaca cerah hingga berawan. Kemudian angin menolak untuk ke arah selatan dan barat daya. Lalu suhu udara sekitar 27-32.2°C. Kelembaban 43-72%. Dari pengamatan visual, pada saat kejadian erupsi, terlihat kabut hingga menutupi gunung. Selain itu asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 25-100 meter dari puncak. Dari informasi itu juga, diberitahukan bahwa telah terjadi satu kali gempa hembusan dengan amplitudo 4 mm, dan lama gempa 10 detik dan telah terjadi 17 kali gempa Low Frequency dengan amplitudo 5-17 mm, dan lama gempa 2-5 detik. Selanjutnya, telah terjadi 9 kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 4-22 mm, dan lama gempa 2-13 detik, satu kali gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 16 mm, S-P 1.6 detik dan lama gempa 9 detik. \"Telah terjadi dua kali gempa Tektonik Lokal dengan amplitudo 45-47 mm, S-P 2.46-2.47 detik dan lama gempa 40-46 detik, satu kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 22 mm, S-P 13.3 detik dan lama gempa 63 detik dan terakhir, satu kali gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 1-13 mm, dominan 1 mm,\" jelasnya. Atas dasar tersebut, Gunung Anak Krakatau memiliki tingkat aktivitas Gunungapi Anak Krakatau dengan Level II (Waspada). \"Sehingga, Masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 km dari kawah,\" tutupnya. (san/dka/apr)
Sumber: