Berita Positif, Perekonomian Lampung Semakin Kondusif

Berita Positif, Perekonomian Lampung Semakin Kondusif

Berita Positif, Perekonomian Lampung Semakin Kondusif--

BANDARLAMPUNG, LAMPUNGNEWSPAPER.COM - Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung, Junanto Herdiawan mengajak para insan pers untuk menjadi garda terdepan dalam menyebarkan berita yang positif.

Ajakan itu, disampaikannya dalam acara bincang-bincang bersama media (BBM) update perekonomian Lampung triwulan II-2024, di Auditorium Lantai 4 Gedung KPw BI Lampung, Kamis, 8 Agustus 2024.

Pak Ijun -sapaan akrab Junanto Herdiawan- menyebutkan, berita yang positif dapat memberikan dampak yang luas dalam keterjagaan optimisme masyarakat.

"Kita berterima kasih kepada media yang saling mendukung dalam menyebarluaskan semua kebijakan yang ada secara baik. Banyaknya hoaks yang muncul, maka teman-teman medialah yang menjadi sumber terpecaya dan menenangkan," ucapnya.

BACA JUGA:Kemenag bersama Kajari Pesawaran Teken MoU dan Luncurkan Program Warbyasa

Penyebaran informasi yang positif itu, katanya, dapat menciptakan optimisme untuk menjaga kinerja perekonomian Lampung yang berangsur semakin membaik pasca dilanda pandemi Covid-19.

Fiskara Indawan Ekonom Senior BI Lampung dalam pertemuan itu, menerangkan, kinerja prekonomian  Provinsi Lampung secara spasial mengalami peningkatan yang siginifikan pada triwulan II sebesar 4.80 persen dibandingkan triwulan sebelumnya 3,03 persen.

"Pada keseluruhan tahun 2024 diprakirakan tumbuh pada kisaran 4,5 – 4,9 persen. Lampung pun memiliki andil dalam pertumbuhan ekonomi terbesar keempat sesumatera, sebesar 0,51 persen dari 4,48 persen (yoy)," bebernya.

BACA JUGA:Lomba Sekolah Sehat Diharapkan Tingkatkan Mutu Pendidikan Lewat Perilaku Hidup Bersih

Fiskara mengatakan, untuk kredit Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum masih menunjukkan pertumbuhan kredit yang tinggi 40,21 persen (yoy), meskipun kinerja outputnya realatif di bawah pertumbuhan nasional.

Sementara, Pertumbuhan kredit ke sektor utama, yaitu pertanian mengalami kontraksi -19,60 persen (yoy).

Lalu, output sektor perdagangan, konstruksi, real estate, Pertambangan, dan industri pengolahan tumbuh relatif tinggi dengan pertumbuhan kredit yang relatif rendah menjadikan peluang untuk pembiayaan.

Sebelumnya, Pak Ijun dalam rilisnya menjelaskan, peningkatan kinerja perekonomian Lampung itu didorong oleh kuatnya permintaan domestik dan perbaikan dalam sektor eksternal.



Secara nominal, perekonomian Lampung pada triwulan II 2024 mencapai Rp124,69 triliun berdasarkan Angka Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Rp72,36 triliun berdasarkan Angka Dasar Harga Konstan (ADHK) 2010.

Pertumbuhan positif ini terutama didukung oleh stabilitas dalam konsumsi rumah tangga dan kenaikan investasi.

Konsumsi rumah tangga mengalami pertumbuhan 4,69% year-on-year (yoy), relatif stabil dibandingkan 4,67% pada triwulan sebelumnya, seiring dengan tingginya permintaan selama periode hari besar keagamaan.

Selain itu, investasi atau Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh 3,33% yoy, lebih tinggi dibandingkan 2,31% pada triwulan sebelumnya.

Sektor eksternal juga berkontribusi terhadap peningkatan kinerja ekonomi Lampung. Net Ekspor tumbuh 42,44% yoy pada triwulan II 2024, berbalik dari kontraksi 85,50% pada triwulan sebelumnya.

Peningkatan ini disebabkan oleh lonjakan ekspor komoditas CPO selama hari besar keagamaan dan perbaikan ekspor kopi robusta pada panen raya.

Impor tumbuh 13,47% yoy, naik dari 8,73% pada triwulan sebelumnya, didorong oleh kenaikan impor barang konsumsi dan bahan baku.

Dari segi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi Lampung pada triwulan II 2024 didorong oleh sektor Transportasi dan Pergudangan, Industri Pengolahan, Konstruksi, Perdagangan Besar dan Eceran, serta Pertanian.

Sektor Transportasi dan Pergudangan mengalami pertumbuhan 15,19% yoy, meningkat dari 11,46% pada triwulan sebelumnya, berkat meningkatnya mobilitas selama hari besar keagamaan dan libur sekolah.

Sektor Konstruksi tumbuh 8,08% yoy, lebih tinggi dari 6,86% seiring dengan pembangunan pusat perbelanjaan dan fasilitas pendidikan.

Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan tumbuh 0,32% yoy, pulih dari kontraksi 10,96% pada triwulan sebelumnya berkat periode panen raya.

Sementara itu, meskipun pertumbuhan sektor Industri Pengolahan melambat menjadi 4,77% yoy dari 6,51% pada triwulan sebelumnya, sektor ini tetap menunjukkan kekuatan, dengan Prompt Manufacturing Index (PMI) berada pada 67,08%.

Sektor Perdagangan tumbuh 5,36% yoy, melambat dari 8,58% pada triwulan sebelumnya, akibat normalisasi aktivitas perdagangan pasca puncak panen raya di Pulau Jawa.

Bank Indonesia memproyeksikan bahwa perbaikan kinerja ekonomi Lampung akan terus berlanjut, meskipun risiko dari sektor eksternal perlu diperhatikan. Untuk memperkuat momentum pemulihan ekonomi, beberapa langkah yang disarankan meliputi: pertama, meningkatkan produktivitas sektor Pertanian melalui pemanfaatan alat dan mesin pertanian, memastikan ketersediaan air, dan memperkuat akses pembiayaan bagi petani.

Kedua, memperkuat sinergi antar lembaga dengan mendorong hilirisasi, mendukung sektor pariwisata, dan memperkuat koordinasi pengendalian inflasi melalui sinergi TPIP-TPID serta program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).



Sementara itu, Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Lampung Rinvayanti mengatakan, peningkatan kinerja perekonomian itu tercipta atas upaya-upaya dalam pengendalian inflasi.

Pengendalian inflasi dilakukan dengan pemantauan harga bahan pangan dan bahan penting lainnya pada 15 Kabupaten/Kota. Lalu melaksanakan operasi pasar/pasar murah bersubsidi/gelar pangan
murah pada 15 Kabupaten/Kota.

Kemudian, menyalurkan bantuan sosial sembako dan PKH (program keluarga harapan), TPID bersama Satgas Pangan melakukan monitoring harga dan ketersediaan pada distributor dan pasar.

Dan upaya lain seperti, me-launching Toko Pengendalian Inflasi dan Mobil dan Transportasi Operasi Pasar (TOP).

“Kendaraan TOP jika tidak memiliki kegiatan tentu akan stand by di BUMD milik Pemerintah Provinsi Pemprov (Wahana Raharja),” kata Rinvayanti.

Terkait ketersediaan pasokan, kata Rinvayanti, penyaluran beras SPHP oleh Perum BULOG di Provinsi Lampung sampai dengan 29 Juli 2024 sebanyak 22.738 ton (75%) dari target satu tahun sebanyak 30.000 ton, sedangkan untuk Bantuan Pangan telah disalurkan sebanyak 49.293 ton (99,02%).

Lalu, penyerapan gabah/beras dalam negeri oleh BULOG dari petani lokal. Sedangkan ketersediaan terkait Penyediaan sarana prasarana pertanian (pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan) dan bantuan pupuk. Pengelolaan dan rehabilitasi alokasi air irigasi. Dan penerbitan Surat Edaran Gubernur Lampung Nomor 23 Tahun 2024 pada tanggal 19 Februari 2024, Tentang Pengawasan dan Pengendalian

“Syukur Alhamdulillah di gedung Bhakti Praja, Kementerian Dalam Negeri RI, Senin (5/8/2024) kemarin, Provinsi Lampung telah menerima keberhasilan capaian atas pengendalian inflasi dan pak Pj gubernur Lampung hadir dan merima insentif fiskal,” ujar Rinvayanti.

Menurutnya, Insentif ini diberikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 295 Tahun 2024.

Provinsi Lampung dinilai berhasil menekan angka inflasi tahun berjalan 2024 dan mendapatkan insentif fiskal sebesar Rp6.827.578.000.

Dana ini akan digunakan untuk mengintensifkan upaya menjaga ketersediaan pasokan, stabilisasi harga, kelancaran distribusi, serta meningkatkan koordinasi dan kerja sama dengan pihak-pihak terkait dalam pengendalian inflasi di Provinsi Lampung.

Berdasarkan data terkini, tingkat inflasi Provinsi Lampung pada Juli 2024 tercatat sebesar 2,55% (year on year), -0,16% (month to month), dan 0,37% (year to date). Secara kumulatif, inflasi gabungan di Provinsi Lampung termasuk yang terendah di wilayah Sumatera, bahkan sebelumnya tercatat sebagai yang terendah di Sumatera.

Kegiatan BBM itu turut diikuti Deputi KPw BI Lampung Achmad Subarkah, Kepala Unit Pengelolaan Uang Rupiah Kpw BI Lampung Hendra Irawan.

Sumber: