Tak Ada Solusi, Warganet Open Donasi Pembangunan SDN 18 Way Ratai
--
PESAWARAN.LAMPUNGNEWSPAPER-Terkendala status tanah yang berada dikawasan hutan lindung register 21 membuat SDN 18 Way Ratai Pesawaran, Provinsi Lampung, luput dari perhatian Pemerintah setempat, padahal kondisinya sudah sangat memprihatinkan.
Berlindung dibalik aturan tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pesawaran tekesan lepas tangan dan menutup mata melihat kondisi SDN 18 Way Ratai. Bagaimana tidak, sekolah yang sudah berusia 40 tahun yang terbuat dari papan itu hingga saat ini belum ada solusi konkret yang diberikan Disdikbud setempat.
Mengetahui kondisi tersebut, membuat warganet geram dan prihatin melihat siswa-siswi SDN 18 Way Ratai yang harus belajar dengan fasilitas yang tidak layak, sontak warganet ramai-ramai menyerukan open donasi untuk pembangunan SDN 18 Way Ratai.
Seperti yang dilakukan oleh akun media sosial facebook Gaoetama Gandhi yang membuka open donasi untuk perbaikan SDN 18 Way Ratai. “Inilah sekolah kami tempat belajar kami sangat memprihatinkan keadaanya, semoga ada pihak yang peduli untuk ikut memperbaikinya,” Tulisnya belum lama ini.
BACA JUGA:Perbaikan Sekolah Terkendala Status Tanah Register 21
Menurutnya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pesawaran terlalu banyak alasan dan berlindung dibalik regulasi aturan, padahal bisa dicarikan solusi lainnya jika memang ingin memberikan fasilitas yang layak kepada siswa-siswi.
"Siapa tahu aja ramai dan bisa cepat ditanggapi, jangan kebanyakan alasan gak dibangun karena regulasi inilah itulah banyak omong, yuk ramaikanlah,”ajaknya.
Dirinya mengucapkan terimakasih kepada dermawan dan semua pihak yang tersentuh hatinya untuk menyisihkan sedikit rezeki ikut berpatisipasi untuk membangun SDN 18 Way Ratai.
BACA JUGA:Disdik Terkesan Tutup Mata Melihat Kondisi SDN 18 Way Ratai
Diberitakan sebelumnya, peserta didik di SDN 18 Way Ratai tepaksa mengenyam pendidikan dihantui oleh bayangan sekolah yang nyaris ambruk, dari hasil investigasi wartawan ini didapati kondisi sekolah dengan 6 rombongan belajar (Rombel) tersebut harus belajar dengan lantai beralaskan tanah, berdindingkan papan dan bangku serta meja sekolah yang seadanya. Ditambah kondisi atap sekolah yang sewaktu waktu dapat ambruk, dengan plafon yang sudah pada ambrol, baik di dalam ruang kelas maupun teras.
Bahkan, papan tulis dengan potongan triplek plafon dengan ukuran sekitar 1x1 meter yang digunakan guru maupun murid untuk menulis turut menghiasi ruang kelas. Sehingga kondisi sekolah tersebut sangat jauh dari kata layak Namun, meskipun sekolah yang sudah berdiri sejak 40 tahun silam tersebut memprihatinkan. Sudah banyak melahirkan putra putri berprestasi.
Saksi hidup, alumni SDN 18 Way Ratai, Widi Permana salah satu saksi sejarah betapa mendambakan fasilitas dan sarana prasana yang memadai, kini telah menjelma sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memimpin sekolah tersebut saat ini.
Tentu saja melihat kondisi tersebut, Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona pantas menegur keras kinerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat yang terkesan tutup mata melihat kondisi SDN 18 Way Ratai yang beberapa tahun kedepan mungkin hanya tinggal kenangan. Wajar jika Bupati memberikan teguran, terkesan tidak ada upaya dan langkah langkah konkret dari jajarannya untuk memperjuangan sekolah tersebut. Pasalnya, sekitar akhir 2019 Bupati Dendi Ramadhona didampingi jajaran meninjau langsung sekolah tersebut dan memberikan bantuan
Sumber: