Diskusi Dengan Insan Pers, BNPT RI Tegaskan Terorisme Tidak Terkait Agama

Diskusi Dengan Insan Pers, BNPT RI Tegaskan Terorisme Tidak Terkait Agama

BNPT RI Diskusi Dengan Insan Pers--M. Ricardo

METRO, LAMPUNGNEWSPAPER-Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) tegaskan, paham radikalisme dan aksi terorisme tidak terkait ajaran agama.

Masyarakat diminta tak phobia dengan islam, sebab aksi teror dilakukan oleh oknum individu.

Direktur Deradikalisasi BNPT RI, Brigjen Pol R Akhmad Nurwakhid, menyebut paham radikalisme dan aksi terorisme tidak terkait dengan ajaran agama apapun.

“Radikalisme yang berujung pada aksi terorisme ini harus jadi common enemy atau musuh bersama dan jadi kewaspadaan kita semuanya. Saya tegaskan, Terorisme Tidak Terkait Agama, Apalagi Islam! Kenapa? Karena Islam dan semua agama itu melarang segala bentuk tindakan-tindakan itu,” kata Brigjen Pol R Akhmad Nurwakhid usai berdiskusi dengan organisasi pemilik media, SMSI di Hotel Aidia Metro, Kamis, 7/3/2024.

BACA JUGA:Pemkot Metro Libatkan Pamong Warga, Awasi Pembangunan

Jenderal Polisi berpangkat bintang satu itu menambahkan, aksi terorisme terkait dengan oknum yang salah menafsirkan ajaran agama.

“Keterkaitan itu bukan pada agama. Tetapi pada oknum umat beragama yang salah dan menyimpang dalam memahami ajaran agamanya. Dan biasanya ini menunggangi agama mayoritas di suatu wilayah atau di suatu negara. Nah, kebetulan di Indonesia mayoritas muslim, maka Islam lah yang ditunggangi oleh kelompok-kelompok radikalisme itu,” bebernya.

“Misalkan kita bahas yang di India dan di sana mayoritas Hindu, maka yang ditunggangi sebagai pelaku terorisme itu adalah oknum beragama Hindu. Kita bicara terorisme di Papua, di sana mayoritas Kristen, maka yang ditunggangi adalah orang Kristen. Kita bicara terorisme di Myanmar, di sana mayoritas Budha, maka yang ditunggangi adalah oknum beragama Budha dan lain sebagainya,” timpalnya.

Dia meminta, masyarakat tidak phobia dengan islam, karena aksi teror dilakukan oknum individu.

Masyarakat juga diminta waspada terhadap gerakan-gerakan mengatasnamakan agama, yang dinilai mulai menyasar kalangan pelajar dan mahasiswa.

Diskusi BNPT RI dengan insan pers diharap dapat membuahkan pemahaman kepada masyarakat, sekaligus memproteksi diri agar tak mudah terpapar paham radikal dan terlibat aksi teror.

Peranan media siber diharapakan dapat memutus propaganda, kaderisasi dan logistik kelompok radikal melalui produk jurnalistik.

“Dari pertemuan ini, saya harap ini bisa jadi untuk kita elaborasikan untuk kontra radikalisasi. Esensinya adalah bagaimana kita memutus jalur propaganda paham radikal melalui dunia siber, memutus kaderisasi melalui dunia pendidikan, kampus dan lain sebagainya,” tandasnya.  (MRC)

Sumber: