Harga Singkong Anjlok, Pemerintah Cuek
Lampungnewspaper.com - Bukan menjadi rahasia lagi, para Petani Ubi Kayu atau Singkong di Kabupaten Tulangbawang dari bulan ke bulan, mengeluhkan harga singkong, akan tetapi Pemerintah Kabupaten Tulangbawang maupun Provinsi Lampung tidak peka dan tidak perduli, bahkan nampak cuek, karena sejauh ini tidak upaya nyata dan langkah yang terlihat diambil, Minggu, (21/2021). Padahal para komunitas petani singkong di Kabupaten Tulangbawang dibuat resah dengan anjloknya harga singkong yang terus saja terjadi. Dimana harga singkong beberapa bulan lalu masih bisa dijual dengan kisaran harga Rp.1.200,- /Kg, dan saat ini menurun drastis hingga kisaran Rp.800,-/Kg ditambah potongan timbangan 25-30%, belum lagi ditambah biaya ongkos mencabut, kendaraan mobil dan sebagainya, sehingga hasil penjualan pemilik singkong hanya berkisaran Rp.400 /Kg. Dapak rendahnya harga singkong saat ini tentunya sangat membuat para petani singkong cemas dan panik dengan kondisi harga singkong makin hari harga singkong makin rendah, maka dipastikan para petani singkong setiap panen mengalami keuntungan rendah. Seperti yang diungkapkan oleh Novi marzani BMY, salah satu petani singkong asal Kecamatan Menggala, mengatakan bahwa saat ini di daerahnya memang sedang musim panen singkong. Namun musim panen kali ini, sangat berbeda karena tidak akan segembira pada saat menghadap musim panen singkong tahun lalu. \"Kami semua sangat menantikan sekali hasil panen ini, namun kalau harganya anjlok seperti sekarang ini jangankan dapat untung buat modal penanaman kembali juga mungkin tidak akan cukup meskipun usia singkong sudah mencapai 12 bulan, bahkan mau memanennya saja malas,\" keluhnya. Mantan Anggota DPRD Tulangbawang ini menyampaikan dan berharap kepada Pemerintah Pusat/Provinsi ataupun Kabupaten, agar dapat memperhatikan nasib para petani, sebab singkong di Kabupaten Tulangawang adalah komoditas terbesar di Lampung, maka dipandang perlu Pemerintah untuk membuat regulasi khususnya tentang pengaturan standar harga jual singkong petani. \"Hal ini sangat penting untuk dilakukan sebagai jalan keluar atas rendahnya nilai jual singkong di Lampung, agar masyarakat tidak selalu kesulitan akan ekonomi, karena ribuan masyarakat menggantungkan hidupnya dari tanaman Ubi Kayu ini, mulai dari kuli tanam, tukang pupuk, tukang rumput, tukang cabut, bahkan sopir-sopir truk yang mengandalkan pendapatannya dari tanaman singkong, jadi jika harga jual singkong turun, maka pendapatan ribuan masyarakat juga menurun,\" paparnya. Selanjutnya, Novi Marzani memaparkan bahwa produksi tepung tapioka sebenarnya hanya diproduksi oleh lima negara didunia, itu artinya lima negara inilah yang menyuplai kebutuhan tepung tapioka dunia, baik untuk konsumsi maupun pabrikan turunannya dan untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri sebenernya saja Indonesia masih juga kurang. Itu artinya bahwa produksi hasil tani singkong adalah produk unggulan daerah dan nasional yang harus dilindungi oleh negara, Pemerintah tidak boleh membiarkan pasar bebas atau dengan alasan free figh kompetition merenggut, memeras petani singkong untuk kepentingan global. Apalagi ditengah wabah Pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, dimana saat ini petani sangat mendambakan perlindungan dari Pemerintah, negara tidak boleh melakukan pembiaran atas prilaku eksploitatif para pabrikan hitam dibumi Lampung khususnya dan Indonesia pada umumnya. Ditempat terpisah Keterangan yang sama juga disampaikan oleh Mat Yusuf seorang petani singkong asal umbul sawah, iya menyampaikan mewakili komunitas petani singkong yg ada di Tulangbawang mengharapkan kepada Pemerintah kabupaten Tulangbawang, tertuju kepada Bupati Hj Winarti SE MH, agar dapat membantu memperjuangkan nasib para petani singkong yang ada di kabupaten Tulangbawang, mengingat dalam selogan kampanye 3 Tahun yang lalu, Bupati Hj Winarti dan Wakilnya Hendriwansyah (WIN-HEN) akan memperjuangkan dan mensejahterakan para petani singkong. \"Kami berharap kepada Pemerintah daerah khususnya Pemkab Tulangbawang dan Anggota DPRD Tulangbawang yang terhormat jangan diam saja dengan kondisi petani singkong yang saat ini harganya semakin anjlok, andai saja harga singkong seperti dulu tentunya petani singkong dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga keluarganya, tidak mengalami kerugian yang luar biasa, akibat anjloknya harga jauh dari kata untung menutupi berbagai biaya, seperti lahan, ongkos tanam, perawatan pupuknya saja dengan harga singkong saat ini terasa amat menyulitkan,\" keluhnya. \"Apalagi ditambah dengan keadaan adanya Covid-19, semua terasa kesulitan, kebutuhan harga bahan pokok harganya naik, sehingga sebagai petani singkong kami berharap agar Pemerintah Kabupaten Tulangbawang dapat membantu para petani singkong dan memberikan solusi terbaik buat para petani singkong, jangan sampai kami dibiarkan merugi seperti ini, karena ini sumber kehidupan kami,\" imbuhnya. (FAY/MAD).
Sumber: