Mbarang Bibit, Mencintai Alam Dengan Seni
Para anak-anak Komunitas Anak Sawah Sawah tengah menari pada kegiatan Mbarang Bibit, di Desa Triharjo, Kecamatan Merbau Mataram, Kemarin. Tampak Dua orang tengah --David Kurniawan
MERBAUMATARAM,LAMPUNGNEWSPAPER – Kayu merbau hingga kini masih dikenal sebagai salah satu kayu bekualitas tinggi. Tapi akhir-akhir ini pohon merbau semakin dilupakan masyarakat.
Menyambut Hari Menanam Pohon Nasional, Komunitas Anak Sawah, Desa Triharjo, Kecamatan Merbau Mataram mencoba mengenalkan kembali pohon merbau yang nyaris dilupakan dilupakan masyarakat melalui kegiatan Mbarang Bibit pada Minggu (26/11) kemarin.
Pembina Komunitas Anak Sawah, Agus Gunawan mengatakan, Mbarang Bibit berangkat dari sebuah keprihatinan dengan kondisi masyarakat yang semakin melupakan pohon merbau.
Agus menerangkan, pohon merbau telah menjadi ikon di Merbau Mataram, namun jenik pohon dengan kayu keras ini nyaris punas.
“Mbarang Bibit ini berangkat dari keprihatinan kita. Sampai saat ini kayu merbau dikenal sebagai kayu berkelas dan kuat. Bahkan, pohon merbau juga diangkat menjadi nama desa dan dan kecamatan. Tapi tak banyak yang tahu seperti apa pohon merbau.” kata Agus disela kegiatan tersebut.
Mbarang Bibit ini merupakan sebuah konsep pelestarian alama dengan jalan seni. Mbarang memiliki arti, mengamen dari pintu ke pintu. Pada kegiatan ini para seniman mengamen sambil menanam pohon di setiap rumah warga yang disinggahi.
BACA JUGA:Pengurus Koni Lamsel Undur Diri Masal, Ini Alasan Masing-masing
Agus menuturkan, pada kegiatan Mbarang Bibit ini diawali dengan menggelar doa di bawah pohon merbau yang masih tersisa di Kecamatan Merbau Mataram.
“Kita berdoa dan berterima kasih kepada pohon yang masih bertahan. Yang tanpa kita sadari pohon-pohon inilah yang sudah banyak bekerja menyuplai oksigen dan menghisap racun karbonmonoksida, tapi kita lupa berterimakasih kepada pohon saja tidak pernah,” sambungnya.
Kegiatan ini melibatkan banyak anak-anak. Agus memiliki alasalan yang kuat, sebab anak-anak akan menjadi benteng untuk menjaga kelestarian alam.
Disisi lain, Mbarang Bibit ini juga sebuah upaya untuk menarik anak-anak yang terlena dengan dunia digital, gadget.
“Jika kita mendekatkan anak-anak kepada alam sejak dini, mencitai alam itu akan terus membekas hingga ia dewasa. Selain itu kita juga ingin menarik anak-anak yang sudah terlalu fokus dengan handphon,” sambungnya.
Selain melibatkan seniman lokal, Mbarang Bibit melibatkan seniman dari Klaten Jawa Tengah, Agus Jarwo pelestari Wayang Jantur dan Bayu Setiawann Dalang Wayang Kulit.
Agus mengungkapkan, setidaknya ada 2.000 bibit pohon yan dibagikan kepada masyarakat yang terdiri dari, bibit pohon merbau, nangka, alpukat, dan petai.
“Khusus untuk bibit merbau langsung kita tanam. Harapan kita kegiatan Mbarang Bibit ini memberikan dampak positif kepada masyarakat untuk lebih mencintai alam,” pungkasnya. (vid)
Sumber: