Sukses di Lampung, Pilgrim #2 Bersiap ke Tiga Kota

Sukses di Lampung, Pilgrim #2 Bersiap ke Tiga Kota

Pilgrim 2 yang dipentaskan Komunitas Berkat Yakin di Gedung Teater Tertutup, Taman Budaya Lampung pada Minggu, 5 November lalu.--Ist

BANDARLAMPUNG,LAMPUNGNEWSPAPER – Komunitas Berkat Yakin kembali mempersembahkan sebuah sandiwara kampung, Pilgrim #2: Bunyi Tepukan Satu Tangan.

 

Karya yang  disutradarai oleh Ari Pahala Hutabarat tersebut sukses dipentaskan pada 4 & 5 November 2023 lalu Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Lampung.

 

Tak sampai disitu saja, Pilgrim #2 akan dipentaskan kembali sebagai bintang tamu pada kegiatan 50 Tahun Festival Teater Jakarta, di Teater Kecil  Taman Ismail Marzuki pada 20 November mendatang.

 

Pimpinan Produksi Pilgrim #2, Alexander GB menjelaskan, pementasan ini yang digelar Taman Budaya Lampung ini menjadi pementasan perdana sebelum Pilgrim #2 dipentaskan di tiga kota yaitu, Jakarta, Padang Panjang, dan Medan.

 

“Projek ini digarap sejak Juli lalu, artinya sudah berjalan selama lima bulan dimulai dari proses rehearsal untuk sepuluh aktor Pilgrim #2,” kata Alexander GB, Minggu (6/11) lalu.

 

Ia mengatakan, pementasan yang digelar di Gedung Teater Tertutup, Taman Budaya Lampung ini sebagai upaya merawat ekositem kebudayaan di Lampung.

BACA JUGA:Renovasi Gor Mustafa Kemal Rp 150 Juta, Dianggarkan Tahun Ini

 

“Pementasan ini sebagai upaya merawat ekosistem kebudayaan di Lampung khususnya teater. Insyaallah pada November ini Pilgrim #2 akan dipentaskan di Jakarta, Padang Panjang, dan Medan,”terangnya.

 

Sementara itu Sutradara Pilgrim #2, Ari Pahala Hutabarat, mengungkapkan, Pilgrim #2 merupakan upaya menampilkan sebuah problem universal, problem primordial pada setiap manusia, setiap suku, setiap bangsa yang ada di muka bumi ini.

 

Problem ini terus menerus menjadi pertanyaan kita semua, pertanyaan eksistensial tentang diri dan tuhannya, dan mengajak kita semua berefleksi, mempertanyakan makna dan kehendak untuk menemukan sumber hidup kita sebagai manusia.

 

 “Dalam pertunjukan ini terhampar beberapa fragmen perjalanan sekelompok orang yang tidak tahu kapan akan sampai. Tarik ulur antara mencari dan menemukan, kehilangan dan mendapatkan, kembali dan melanjutkan perjalanan, antara putus asa dan kehendak bertahan membuat sekelompok orang ini dihadapkan pada situasi kritis-ambang, baik secara fisikal maupun batin,” tambahnya.

 

Pilgrim #2 diharapkan mampu memberi jarak bagi kita untuk sejenak memasuki dada kita masing-masing, menyapa diri kita masing-masing, di tengah sesaknya rutinitas keseharian yang kian hari kian banal.

 

“Semoga pertunjukan ini bisa menjadi oase bagi kita semua untuk kembali merenungkan diri kita. Bahwa ada kenyataan atau kebutuhan lain yg juga harus kita perhatikan di luar kenyataan ekonomi, sosial, dan politik.” Pungkasnya. (*)

 

Sumber: