Mingrum Gumay : Seni Bonsai Bisnis yang Menjanjikan
BONSAI (pohon yang dikerdilkan) saat ini tengah booming dan familiar di tengah masyarakat. Bahkan, seni pengkerdilan pohon ini tak hanya indah. Namun juga bernilai ekonomi tinggi. Tak heran. Banyak masyarakat yang beralih profesi menjadi seni bonsai dan berwirausaha di dunia bonsai tersebut. \"Kalau saya nilai. Seni bonsai ini adalah aliran baru yakni idealis materialistis. Saya suka bonsai on the rock dan penjing,\" canda Mingrum Gumay, Ketua DPRD Lampung dan sekaligus penikmat seni bonsai, minggu (22/2020). Bonsai itu, kata Mingrum, tidak ada standar harganya. Sebab, bonsai ini adalah seni. Artinya, harganya tergantung dari penikmatnya. \"Bonsai gak ada nilai harganya. Ya tergantung orangnya. Kalau dia suka, harganya bukan jadi soal (tergantung pembelinya, red). Buat pohon bonsai itu nggak gampang. Butuh proses cukup lama. Makanya harganya juga relatif. Dan gak tergantung umur. Tua dan muda, yang penting menjiwai seni ini,\" terang dia. Diakuinya bahwa dirinya sudah lama menjadi penikmat seni bonsai ini. Dan seni bonsai saat ini, tambah Mingrum, terus berkembang. \"Usaha bonsai ini sangat menjanjikan. Karena harganya cukup mahal. Dan dapat menjadi usaha keluarga. Semoga seni bonsai di Lampung terus berkembang dan dapat menjadi usaha baru bagi masyarakat di tengah pandemi covid-19,\" harapnya. Ditambahkan Pariantama, salah seorang pecinta dan sekaligus pebisnis bonsai. Ia mengatakan bahwa dirinya terjun diusaha seni bonsai ini diawali dari hobi. \"Saya ditantang istri. Katanya kok beli bonsai cuma ngabisin duit. Kok gak sekalian dibisniskan. Makanya saya mulai usaha ini. Termasuk membudidayakan bonsai ini dari bibit,\" terang dia. Untuk harga, sambungnya, relatif. Mulai dari ratusan ribu rupiah hingga jutaan rupiah. \"Tergantung jenis pohon, model, besar batang, kematangan bonsainya (sudah jadi, bahan atau setengah jadi, red),\" ujar dia. Senada dikatakan Karim, pembina PPBI Lampung Selatan (Lamsel). \"Bonsai saya (jenis serut) pernah mau ditukar mobil. Tapi gak saya kasih. Bahkan ada kawan saya yang bonsainya (jenis kemuning) ditawar Rp. 700 juta oleh orang luar negeri,\" ujar dia. Dan menurutnya bisnis ini sangat menjanjikan. Bahkan dapat menggerakan perekonomian masyarakat. \"Ada yang buat pot. Yang jadi trainer. Ada yang jual pupuk dan lainya. Artinya hobi dan bisnis ini tak hanya bisa jadi bisnis perorangan saja. Namun juga bisa menggerakkan orang lain sesuai keahliannya,\" pungkasnya. (red)
Sumber: