Ikan di Sungai Tulang Bawang Terancam Punah
Lampungnewspaper.com - Populasi Ikan di Sungai Way Tulang Bawang kini jumlahnya semakin berkurang, begitu pula spesiesnya, bahkan ada yang sudah langka, hal ini ditenggarai akibat rusaknya ekosistem. Penyetruman dan penggunaan racun untuk menangkap ikan, menjadi biang keladi penyumbang kerusakan nomor satu, karena dengan meracun dan menyetrum semua jenis ikan mati, tak terkecuali ikan kecil, sehingga populasi ikan terputus. Selain itu, kurang sadarnya masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak membuang sampah ke Sungai Tulang Bawang turut menambah racun dan merusak ekosistem di Sungai Way Tulang Bawang. Padahal, 20 Tahun yang lalu, banyak masyarakat yang menggantungkan hidup sebagai nelayan, dari hasil tangkapannya mampu menghidupi keluarga. Kini, Pasar Pagi Kota Menggala (Pasar Lama) Kabupaten Tulang Bawang, yang akan dibangun Taman dan Tugu Ikan oleh Pemerintah melalui anggaran APBD dan CSR Bank, menjadi saksi sejarah betapa melimpah ruahnya ikan yang di jual, hasil dari tangkapan nelayan di Sungai Tulang Bawang. Kurang perdulinya semua pihak, membuat persoalan menyedihkan ini terus berlarut, masyarakat tidak perduli, Pemerintah tidak perduli, dan penegak hukum juga tidak perduli. Pemerintah saat ini dilematis, percuma untuk menebar bibit ikan sebagai upaya pelestarian, jika cara menangkap ikan dengan cara yang salah terus dilakukan masyarakat dengan mendarah daging dan turun menurun. Sebenarnya, untuk menjaga kelestarian dan ekosistem Sungai Way Tulang Bawang, Pemerintah Daerah memiliki Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perikanan, akan tetapi minim anggaran, sehingga tidak berjalan. Disisi lain M.A. Saidi SE, selaku Pemerhati Lingkungan Ketua Bang Pohon Tulang Bawang, sangat menyayangkan, sebab kisaran pada Tahun 1990, hasil tangkapan nelayan Sungai Tulang Bawang, sangat melimpah berbagai jenis ikan, seperti ikan gabus, kamal, tapa, belida, baung, udang lobster sungai dan masih banyak lagi dan bahkan ikan arwana. Hingga pula, Terasi Menggala sangat terkenal, sebab bahan untuk membuat terasi sangat banyak yang berasal dari Sungai Way Tulang Bawang. Tapi, saat ini ikan tersebut sudah mulai langka, kalaupun ada harganya sudah sangat mahal. \"Untuk itu, saya berharap ke Pemerintah Daerah maupun hingga Pusat, agar bisa menghentikan pencemaran dan penggunaan alat tangkap setrum dan racun, lihat betapa indahnya alam Tulang Bawang, seandainya ada campur tangan berbagai pihak untuk menjaga dan melestarikan Sungai, tentu matahari pagi akan menyapa diiringi kicau burung, dan burung migrasi masih ada kok, itu kita lihat sendiri, seandainya ekosistem dikembalikan lagi bukan tidak mungkin ini akan menjadi aset yang bernilai, wisata alam dan hasil nelayan akan membantu pemasukan pendapatan ke Pemerintah,\" ujar M.A. Saidi SE. (Gun/Mad).
Sumber: