Tanda dan Gejala Penyakit Osteoporosis: Mengenali Risiko dan Mengambil Tindakan

Tanda dan Gejala Penyakit Osteoporosis: Mengenali Risiko dan Mengambil Tindakan

--gambar: iStock

BANDAR LAMPUNG, LAMPUNGNEWSPAPER -  Memahami tanda-tanda ini penting agar kita dapat mengenali risiko osteoporosis dan mengambil tindakan yang tepat untuk mencegahnya.

 

Osteoporosis adalah kondisi di mana tulang menjadi rapuh dan rentan terhadap patah tulang. Penurunan kepadatan tulang adalah karakteristik utama osteoporosis, yang terjadi ketika tubuh tidak mampu membangun cukup tulang baru atau kehilangan terlalu banyak tulang lama.

 

Faktor risiko yang mempengaruhi perkembangan osteoporosis antara lain usia, jenis kelamin, genetika, pola makan yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, dan sejumlah kondisi medis tertentu.

 

Memahami tanda-tanda ini penting agar kita dapat mengenali risiko osteoporosis dan mengambil tindakan yang tepat untuk mencegahnya.

 

Tanda dan Gejala Osteoporosis

 

1. Perubahan postur dan kebiasaan tubuh yang patut diperhatikan

Osteoporosis dapat menyebabkan perubahan pada postur tubuh. Seseorang dengan osteoporosis mungkin mengalami bungkuk atau penurunan tinggi badan yang signifikan. Punggung yang melengkung atau kemiringan ke depan adalah tanda umum osteoporosis.

2. Rasa sakit atau ketidaknyamanan pada tulang dan sendi

Merasa sakit atau tidak nyaman pada tulang dan sendi juga dapat menjadi tanda osteoporosis. Pada beberapa kasus, seseorang dengan osteoporosis mungkin mengalami nyeri punggung kronis atau nyeri yang timbul secara tiba-tiba dan intensitasnya meningkat saat melakukan aktivitas sehari-hari.

3. Peningkatan risiko patah tulang

Osteoporosis membuat tulang menjadi rapuh dan lebih mudah patah. Patah tulang yang terjadi akibat osteoporosis biasanya terjadi pada tulang yang rentan seperti pinggul, pergelangan tangan, dan tulang belakang. Jika Anda sering mengalami patah tulang tanpa sebab yang jelas, ini bisa menjadi indikasi osteoporosis.

4. Penurunan tinggi badan atau bungkuk

Osteoporosis dapat menyebabkan penurunan tinggi badan seiring bertambahnya usia. Hal ini terjadi karena tulang belakang yang melemah dan menyebabkan keruntuhan vertebra. Proses ini dapat membuat seseorang terlihat bungkuk atau memiliki postur tubuh yang tidak tegak.

5. Kelemahan otot dan keterbatasan mobilitas

Osteoporosis dapat menyebabkan kelemahan otot dan keterbatasan mobilitas. Seseorang dengan osteoporosis mungkin mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan yang melibatkan tulang dan otot, seperti membungkuk, mengangkat beban berat, atau berjalan jauh.

6. Tanda dan gejala klinis lainnya yang mungkin muncul

Selain tanda-tanda yang disebutkan di atas, osteoporosis juga dapat menunjukkan gejala klinis lainnya. Gejala-gejala ini termasuk nyeri sendi, kesemutan atau mati rasa di tangan dan kaki, kelelahan yang berlebihan, dan sering kali terjadi patah tulang yang tidak lazim.

Dampak dan Konsekuensi Osteoporosis yang Tidak Diobati

Jika osteoporosis tidak diobati, dapat memiliki dampak yang serius pada kesehatan dan kualitas hidup seseorang. Peningkatan risiko patah tulang adalah konsekuensi paling umum dari osteoporosis. Patah tulang panggul, misalnya, dapat menyebabkan hilangnya kemandirian dan meningkatkan risiko komplikasi kesehatan yang serius.

 

Mengelola Osteoporosis

 

1. Diagnosis dan pemeriksaan medis yang diperlukan

Jika Anda mencurigai memiliki osteoporosis berdasarkan tanda dan gejala yang dialami, penting untuk mencari diagnosis yang akurat melalui pemeriksaan medis dan tes kepadatan tulang. Dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik, mengambil riwayat medis, dan mungkin merujuk Anda untuk tes seperti DXA scan.

2. Perawatan dan pengobatan yang tersedia

Setelah diagnosis, dokter akan merekomendasikan perawatan dan pengobatan yang sesuai untuk mengelola osteoporosis. Ini mungkin termasuk suplemen kalsium dan vitamin D, obat penghilang rasa sakit, terapi hormon, atau obat-obatan khusus untuk meningkatkan kepadatan tulang.

3. Penerapan gaya hidup sehat dan olahraga teratur

Gaya hidup sehat berperan penting dalam manajemen osteoporosis. Penting untuk mengonsumsi makanan yang kaya kalsium dan vitamin D, berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, dan menjaga berat badan yang sehat. Selain itu, olahraga teratur, seperti berjalan, berenang, atau latihan kekuatan, dapat membantu memperkuat tulang dan mempertahankan kepadatan tulang yang sehat.

4. Pencegahan patah tulang dengan langkah-langkah pencegahan jatuh

 

Selain mengelola osteoporosis, langkah-langkah pencegahan juga penting untuk mengurangi risiko patah tulang. Langkah-langkah ini meliputi menjaga kebersihan rumah, menggunakan alas kaki yang aman dan stabil, memperhatikan pencahayaan yang cukup di sekitar rumah, dan melakukan latihan keseimbangan untuk menjaga kestabilan tubuh.

 

Sumber: