Menilik Pengobatan Tradisional Dari Perspektif Budaya

Menilik Pengobatan Tradisional Dari Perspektif Budaya

--

BANDAR LAMPUNG, LAMPUNGNEWSPAPER - Tanah air kita memang kaya akan sumber daya alam seperti tumbuhan dan hewan yang umumnya beberapa dimanfaatkan masyarakat untuk mencoba mengobati penyakit yang dideritanya, usaha  yang dilakukan dalam penanganan sakit biasanya masyarakat merujuk dari pengalaman pribadi dan dapat pula diperoleh dari warisan (turun temurun).

 

Pada era modern seperti saat ini usaha mengobati seperti hal tersebut diatas masih belum dapat ditinggalkan sepenuhnya walaupun saat ini ilmu kedokteran makin berkembang secara pesat, ada nya metode telemedicine, rumah sakit dan klinik  kesehatan tersebar dimana-mana hingga mudahnya mengakses informasi yang valid soal kesehatan dikarenakan banyak orang yang percaya bahwa terdapat efek negatif apabila terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan modern yang mengandung bahan kimia.

 

Pengobatan tradisional, terlebih yang diperoleh atas dasar pengalaman sendiri dan atas warisan turun menurun  yang belum teruji klinis pun sebenarnya memiliki efek negatif bahkan dapat membahayakan jiwa, karna tumbuhan atau hewan tersebut atau bahan-bahan lain yang dianggap "bermanfaat" belum dipisahkan antara  zat yang bermaanfaat atau tidak bagi tubuh kita.

 

Pengobatan tradisional merupakan suatu bentuk pengobatan yang telah ada sejak zaman dahulu dan masih dipraktikkan hingga saat ini di berbagai budaya di seluruh dunia. Dalam perspektif budaya, pengobatan tradisional sangatlah penting karena berhubungan dengan cara pandang masyarakat terhadap penyakit dan kesehatan. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dijelaskan mengenai pengobatan tradisional dari perspektif budaya:

 

Keyakinan dan Nilai Budaya

Pengobatan tradisional berkaitan erat dengan keyakinan dan nilai budaya yang dianut oleh masyarakat. Misalnya, di Indonesia, pengobatan tradisional seperti jamu dan pijat refleksi dipercayai mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit karena memiliki kandungan alami dan menggunakan bahan-bahan tradisional yang diyakini berkhasiat.

 

Pengalaman yang Dilalui

Pengobatan tradisional juga erat kaitannya dengan pengalaman yang dilalui oleh masyarakat di masa lalu. Dalam budaya tertentu, terdapat kisah-kisah tentang pengobatan tradisional yang berhasil menyembuhkan penyakit yang dianggap tidak mampu disembuhkan oleh pengobatan modern.

 

Masyarakat Berbasis Keluarga

Pada beberapa budaya, pengobatan tradisional dilakukan oleh anggota keluarga yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam pengobatan tradisional. Misalnya, dalam masyarakat suku Minangkabau di Sumatra Barat, pengobatan tradisional dilakukan oleh seorang datuk atau tokoh adat yang memiliki pengetahuan tentang ramuan-ramuan tradisional, atau contoh lainnya pada masyarakat Sungkai Bunga Mayang masih menggunakan dukun yag disebut  Batra sebagai orang yang dianggap mampu mengobati jika ada warga yang sakit.

 

Masyarakat Berbasis Komunitas

Di beberapa budaya, pengobatan tradisional dilakukan oleh tokoh-tokoh adat atau dukun yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam pengobatan tradisional. Dalam budaya ini, pengobatan tradisional biasanya dilakukan di dalam sebuah kelompok atau komunitas.

 

Ketergantungan pada Alam

Pengobatan tradisional juga erat kaitannya dengan ketergantungan masyarakat pada alam sekitarnya. Misalnya, di dalam budaya suku Dayak di Kalimantan, pengobatan tradisional menggunakan bahan-bahan dari alam seperti tumbuhan dan akar-akaran yang diyakini berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit.

 

Pengobatan tradisional sangatlah erat kaitannya dengan nilai-nilai budaya dan cara pandang masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit. Pengobatan tradisional juga bisa dijadikan  warisan budaya yang perlu dilestarikan karena memiliki nilai historis dan kultural yang penting. Namun, perlu diingat bahwa pengobatan tradisional juga harus dipertimbangkan dengan hati-hati.

 

Sikap hati-hati ini harus kita terapkan agar kasus seperti viralnya pemanfaatan obat tradisional yang justru membahayakan kesehatan bayi berusia 54 hari yang justru meninggal setelah diberikan jamu oleh tidak terulang kembali, disini penulis mencoba mengutip pendapat dr.Tan via media sosial beliau ada dua hal yang harus dilakukan yaitu :

1. Menyadari bahwa saran “pengobatan” tradisional yang diberikan oleh orang-orang terdekat kita tersebut adalah baik dan yang utama adalah menutup pertengkaran karna hal ini dengan mereka walapun pada dasarnya kita tidak menerima hal tersebut.

2. Meningkatkan wawasan atau memberikan pemaparan yang kompeten.  

 

Opini: Syafriyadi, S.Sos.

 

Sumber: