GERAK Syariah, OJK Lampung Gelar Kampanye Keuangan Syariah Selama Ramadan

--
BANDARLAMPUNG - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung bersama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung, Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) serta Industri Jasa Keuangan Syariah menyelenggarakan Gebyar Ramadan Keuangan (GERAK) Syariah di Mall Boemi Kedaton (MBK), Bandar Lampung, 7-9 Maret 2025.
GERAK Syariah merupakan kempanye nasional keuangan syariah selama bulan Ramadan yang bertujuan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah masyarakat secara umum dan melibatkan seluruh stakeholders antara lain PUJK Syariah, Asosiasi, Kementerian/Lembaga, komunitas/organisasi, dan tokoh penggerak LIKS.
Sebelumnya, GERAK Syariah dibuka oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, pada tanggal 23 Februari 2025 di AEON Mall BSD, Tangerang.
Sebelumnya diselenggarakan kegiatan pre-events berupa Penandatangan Kerjasama Program Ekosistem Pesantren Inklusif Keuangan Syariah (EPIKS) dan Pembukaan Rekening Tabungan dan Akun Sahan Syariah sebanyak sekitar 650 santri/asatidz/alumni di Pondok Pesantren Madarijul Ulum Kota Bandar Lampung bersama PT Bank Syariah Indonesia Tbk, Provinsi Lampung, Bursa Efek Indonesia Provinsi Lampung, Perusahaan Sekuritas Provinsi Lampung dan Pemerintah Daerah selaku Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Provinsi Lampung dan penandatangan kerjasama dengan Dewan Dakwah Provinsi Lampung terkait penyampaian Ceramah ke masjid-masjid dengan tema Keuangan Syariah dan waspada aktivitas keuangan illegal selama Bulan Ramadhan.
Dalam agenda ini, terdapat pembukaan booth oleh OJK, BI, KDEKS, Dewan Dakwah Provinsi Lampung, Laznas, asosiasi Industri Jasa Keuangan (IJK) dan Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) Syariah. Selain itu, beberapa lomba berkaitan dengan keuangan syariah turut meramaikan gelaran GERAK Syariah, yaitu lomba da’i, lomba hadrah, lomba nasheed, dan lomba video reels Instagram serta dilaksanakan Training of Trainers (TOT) kepada penyuluh agama (Ikatan Mubaligh Lampung) mengenai “Prinsip Dasar Ekonomi dan Keuangan Syariah”.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh dr. Jihan Nurlela, M.M. selaku Wakil Gubernur Provinsi Lampung dengan menabuh alat musik tambur yang diiringi oleh tamu-tamu lainnya seperti Dr. Ir. H. A. Junaidi Auly, M.M selaku Anggota DPR RI Komisi XI, Dr. Ir. K.H Abdul Hakim, M.M selaku Anggota DPD RI, Otto Fitriandy selaku Kepala OJK Provinsi Lampung, Junanto Herdiawan selaku Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung dan Asrian Hendi Caya, S.E., M. Si. selaku Direktur Infrastruktur Ekonomi Syariah KDEKS Provinsi Lampung. Kemudian dilanjutkan dengan launching Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Sumatera 2025.
“Kami berharap dengan adanya kegiatan GERAK Syariah ini dapat memberikan manfaat yang besar dan nyata bagi peningkatan kapasitas terkait keuangan syariah kepada masyarakat Provinsi Lampung. Semoga apa yang kita lakukan hari ini menjadi awal yang baik bagi kesejahteraan daerah kita tercinta,“ ungkap Otto Fitriandy.
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Provinsi Lampung, dr. Jihan Nurlela, M.M. memberikan apresiasi yang tinggi kepada OJK Provinsi Lampung bersama seluruh pihak yang telah mewujudkan kegiatan GERAK Syariah ini, dan berpesan agar kegiatan ini dapat terus diselenggarakan secara rutin, serta sinergi dan kolaborasi dapat terus terjalin tidak hanya pada saat Ramadan.
Dapat diketahui, kinerja industri perbankan syariah di Provinsi Lampung menunjukkan pertumbuhan positif pada Januari 2025 apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini tercermin dari tumbuhnya aset sebesar Rp1,09Triliun atau sebesar 16,01% dari yang awalnya Rp6,84Triliun menjadi Rp7,93Triliun. Sedangkan untuk penyaluran pembiayaan juga turut meningkat sebesar 15,58% atau sebesar Rp0,84Triliun dari yang sebelumnya Rp5,37Triliun menjadi Rp6,21Triliun.
Sedangkan pada Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) atau pada sub-sektor perusahaan pembiayaan turut mengalami peningkatan, yaitu pada kuartal-3 2024 nilai outstanding piutang pembiayaan sebesar Rp9,83 Triliun. Secara year on year piutang pembiayaan mengalami kenaikan sebesar 1,02% atau naik sebesar Rp99 Miliar. Kenaikan didukung pada piutang pembiayaan modal kerja yang tumbuh sebesar 131,41%% dan investasi berdasarkan prinsip Syariah tumbuh sebesar 71,24%, namun terdapat penurunan terhadap piutang pembiayaan multiguna sebesar 182,60%. Piutang pembiayaan berdasarkan sektor ekonomi, untuk 3 besar didominasi oleh perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor sebesar 33,57%, pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 10,46%, dan transportasi dan pergudangan sebesar sebesar 7,85%.
Pada Pembiayaan atau penyertaan modal ventura di Lampung secara year on year (yoy) piutang pembiayaan mengalami penurunan sebesar 8 Miliar atau (2,48%) menjadi sebesar Rp314 Miliar posisi September 2024 dibandingkan posisi tahun sebelumnya posisi Septembr 2023 sebesar Rp322 Miliar. Untuk NPF tercatat mengalami sedikit kenaikan sebesar 1,48% menjadi 8,87% diposisi September 2024.
Aset Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Provinsi Lampung tumbuh sebesar Rp4,79M atau 0,13% (yoy) yaitu dari sebelumnya sebesar Rp37,42M pada posisi 31 Agustus 2023 menjadi sebesar Rp42,21M pada posisi posisi 31 Agustus 2024. Peningkatan aset LKM didorong oleh peningkatan dana pihak ketiga sebesar sebesar Rp11,47M pada posisi 31 Agustus 2023 menjadi sebesar Rp12,62M pada posisi 31 Agustus 2024.
Jumlah penyaluran pinjaman oleh perusahaan pergadaian di Provinsi Lampung mengalami pertumbuhan sebesar 18,31% atau naik sebesar Rp103 Miliar dari posisi sebelumnya kuartal-2 2023 sebesar Rp710 Miliar menjadi sebesar Rp840 Miliar dikuartal-2 2024.
Pertumbuhan outstanding pada kuartal-2 2024 pembiayaan Fintech Peer to Peer Lending di Provinsi Lampung tumbuh sebesar 28,31% atau meningkat sebesar Rp232 Miliar menjadi Rp1,053 Triliun dari tahun sebelumnya. Pada kuartal-2 2024 lender tercatat sebesar 36.793 akun atau meningkat sebesar 96,86% dari kuartal-2 2023 sebesar 18.690 akun. dan peningkatan borrower tercatat sebesar 22,38% (yoy) yaitu dari 1.579.330 akun menjadi 1.932.834 akun pada kuartal-2 2024. Sementara itu, tingkat risiko kredit secara agregat (TWP90) tercatat mengalami peningkatan menjadi 3,01% pada kuartal-2 2024. (rls)
Sumber: