Fenomena Politik Dinasti Penyebab Terjadinya Kemunduran Demokrasi
--
PESAWARAN.LAMPUNG NEWS PAPER-Pengamat politik Universitas Lampung Dr. Dedy Hermawan,S.Sos.,M.Si mengatakan praktik demokrasi yang sedang berjalan saat ini, masih menjadi pekerjaan rumah bagi aktivis demokrasi untuk dievaluasi dan diperbaiki.
Pasalnya, momentum pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak ini, masih terdapat fenomena politik dinasti yang membuat terjadinya kemunduran demokrasi
“Jadi inilah praktik demokrasi kita yang secara fenomena masih menjadi pekerjaan rumah bagi kita para aktivis demokrasi untuk memperbaiki dan mengevaluasi praktik demokrasi. Dengan adanya fenomena politik dinasti ini adalah suatu kemunduran demokrasi,”ungkap Dedy saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Senin 28 Oktober 2024
Wakil Dekan I Bidang Akademik dan Kerjasama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Univeritas Lampung ini menjelaskan saat ini masyarakat masih meyakini bahwa demokrasi masih menjadi sebuah jalan yang dipilih sejak reformasi 1998 untuk membawa terwujudnya pemerintahan yang baik. Sehingga menghasilkan suatu keadaan masyarakat yang sejahtera
“Meskipun yang terjadi dalam setiap pesta demokrasi, kita masih menyaksikan hal hal yang kontradiksi, adanya politik dinasti. Oleh karena itu, kita menginginkan masyarakat lebih kritis pada setiap pergantian kekuasaan. Jangan terjebak pada kampanye atau gerakan yang mengarah pada politik dinasti. Praktiknya ada aparat negara, pemerintahan memback up salah satu Paslon,"jelasnya
Sehingga lanjut Dedy para pemilih harus dibawa pada praktik politik yang rasional, yang berpegangan pada etika demokrasi. Yakni dengan mengedepankan ide dan gagasan, agenda pembangunan dan kesejahteraan. Untuk itu masyarakat dewasa ini harus sudah beralih dan mengubah mindset, yang tadinya politik bersifat emosional pada politik yang rasional dan kritis yang mengedepankan etika demokrasi
" Dan ini harus menjadi gerakan kolektif seluruh komponen termasuk penyelenggara pemilu, KPU, Bawaslu dan elemen masyarakat harus mengawal demokrasi,"tegasnya ()
Sumber: