SLI Membangun Kemampuan Masyarakat dalam Antisipasi, Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim

Jumat 03-05-2024,19:27 WIB
Reporter : Deka Agustina Ramlan
Editor : Admin

LAMSEL LAMPUNG NEWSPAPER- itergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) dalam laporannya tahun 2022 mengungkap dampak negatif perubahan iklim semakin parah jika pemanasan global melampaui 1,5 derajat celsius.

Di masa depan, risiko akan meningkat terutama pada negara-negara dengan kondisi kekurangan sumber daya dan kelompok masyarakat yang terpinggirkan semakin terdampak.

Indonesia salah satu di antara negara dengan kerentanan sangat tinggi terhadap peningkatan cuaca ekstrem sebagai dampak dari perubahan iklim yang berakibat pada makin meningkatnya frekuensi dan intensitas bencana alam. 

Di wilayah laut, perubahan kondisi iklim laut dapat memengaruhi ekosistem laut dan aktivitas masyarakat pesisir.

Sementara itu, wilayah pesisir rentan terkena dampak abrasi, penggenangan banjir rob, dan gelombang pasang yang diakibatkan oleh adanya peningkatan tinggi permukaan laut. 

Oleh karena itu, Yayasan Konservasi Way Seputih bersama dengan Universitas Mataram, ITS Surabaya, Charles Darwin University Australia dan Konsepsi melalui Program Riset Aksi KONEKSI berinisiatif menyelenggarakan kegiatan Sekolah Lapang Iklim Inklusif (SLI), Kamis (2/5/2024). 

BACA JUGA:Sempat Mangkir dua Kali Panggilan; Anak Mantu Mantan Bupati Lampura M.Erwinsyah Resmi Di Tahan

Kegiatan berlokasi di GSG Desa Rangai Tri Tunggal, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan. Kegiatan dihadiri berbagai pihak, yaitu BMKG Provinsi Lampung, dan organisasi perangkat daerah Kabupaten Lampung Selatan diantaranya; BAPPEDA, BPBD, Dinas PPPA, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perikanan, Kepala Desa dan aparatur desa Rangai Tri Tunggal, Kelompok Nelayan Laut, Kelompok Perempuan Pengolahan Hasil Laut, Kader Desa Tanggap Bencana (Destana), Perwakilan Kelompok Disabilitas, Perwakilan Pemuda, dan YKWS.

Direktur Eksekutif YKWS, Febrilia Ekawati menyampaikan, tujuan SLI tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat pada umumnya dan komunitas nelayan pesisir khususnya dalam melakukan antisipasi dan mitigasi perubahan iklim, melakukan adaptasi terhadap dampak yang ditimbulkan dan untuk menghimpun serta mendiskusikan rencana aksi komunitas tingkat desa terkait upaya memperkuat kapasitas dan mengurangi kerentanan dalam menghadapi ancaman perubahan iklim.

“SLI ini merupakan rangkaian dari program riset aksi KONEKSI yang dilakukan di empat provinsi, satu diantaranya adalah Lampung Selata. Hasil dari riset nantinya akan kami serhakan kepada pemerintah Kabupaten Lampung Selatan dan masyarakat untuk menjadi bahan dan dasar kebijakan serta upaya mitigasi dan adaptasi dari dampak perubahan iklim, serta mengurangi tingkat kerentanan akibat perubahan iklim,” kata Febri.

BACA JUGA:Sempat Mangkir dua Kali Panggilan; Anak Mantu Mantan Bupati Lampura M.Erwinsyah Resmi Di Tahan

BMKG Provinsi Lampung yang diwakili oleh Rizki Priatama Wibowo menyampaikan, materi mengenai faktor-faktor yang memengaruhi curah hujan, produk informasi iklim BMKG, jenis-jenis produk informasi iklim, akses informasi BMKG, aplikasi pendukung pembelajaran SLI, pemanfaatan data dan informasi iklim, informasi iklim dan isu iklim terkini.

Selain itu, Kepala pelaksana tugas BPBD Lampung Selatan Ariswandi S.H, M.H hadir secara langsung memberikan materi dan arahanya bahwa perubahan iklim telah meningkatkan kejadian bencana yang mengakibatkan kerugian ekonomi dan korban jiwa. 

“Masyarakat harus selalu siap siaga dan tanggap terhadap terjadinya bencana yang bisa dating setiap saat, dan jangan sapai ada korban jiwa, oleh karena itu kita semua harus memiliki kesadara yang tinggi serta harus meningkatkan kemampuan mitigasi serta adaptasi,” ungkap Ariswandi.

Pada sesi akhir SLI dilakukan diskusi tanya jawab dari seluruh peserta dan narasumber, serta penandatangan berita acara untuk merencanakan kegiatan tindak lanjut yang berkaitan dengan kegiatan dalam upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim bagi masyarakat pesisir Kabupaten Lampung Selatan, khususnya masyarakat desa Rangai Tri Tunggal. (rls)

Tags :
Kategori :

Terkait