“Seluruh KPPS di desa kami langsung musyawarah untuk membahas dana yang tidak sesuai itu,” jelasnya.
Mereka pun sepakat untuk menanyakan hal ini pada PPS pada keesokan harinya. Di situlah PPS menjelaskan bahwa dana itu memang tidak sebesar itu.
Dana hasil pemotongan itu dijelaskan untuk membiayai operasional PPS. Terenyuh dengan penjelasan itu, KPPS pun berinisiatif untuk membantu sebesar Rp500 ribu.
Kesepakatan sebesar Rp500 ribu itu pun terdengar oleh KPPS di desa-desa lainnya di Abung Tengah.
Mereka pun akhirnya berbondong-bondong untuk menagih kembali sisa uang mereka pada PPS-nya masing-masing. Sebab, awalnya besaran yang mereka terima sama. Hanya Rp2,5 jutaan.
“Jadi, desa-desa lain itu dipotongnya hanya Rp500 ribu,” kata dia.
Sayangnya, masih di hari yang sama, pada sore harinya, pihaknya diinformasikan bahwa dana Rp500 ribu itu enggak cukup.
Harus Rp1 juta. Akhirnya, diadakanlah pertemuan antara KPPS dan pihak PPS terkait pemotongan yang mencapai Rp1 juta per TPS tersebut.
Kepala desa pun turut menyaksikan pertemuan itu. Namun, pihak PPS tak mampu memberikan penjelasan kegunaan pemotongan dana itu.
Baru keesokan paginya, pihak PPS dapat menjelaskan kegunaan pemotongan tersebut. Rincian kebutuhan PPS mencapai Rp11 juta. Uang itu di antaranya digunakan untuk biaya transportasi pengambilan uang KPPS, konsumsi, rokok belasan tenaga keamanan. (Prn/Apr)