LAMPUNGSELATAN,LAMPUNGNNEWSPAPER - Rektor Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Prof. Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha, memaparkan berbagai inovasi riset yang dilakukan ITERA sepanjang tahun 2023 yang diharapkan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, hingga pemberdayaan petani dan masyarakat di daerah.
Hal tersebut disampaikan Rektor di hadapan puluhan jurnalis dalam Ekspose Kinerja ITERA Tahun 2023, dan Temu Awak Media, di Gedung C ITERA, Kamis (21/12/2023).
Turut hadir mendampingi rektor, Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Umum Dr. Ir. Rahayu Sulistyorini, S.T.,M.T., Kepala Biro Perencanaan Umum dan Akademik drh. Sri Sulustiawati, M.M., dan Koordinator Kesekretariatan, Humas dan HTL Rahmattullah Harianja, S.T.Par., M.M.Par.
Rektor menyampaikan, setelah terpilih sebagai Rektor ITERA periode 2022 – 2026, dirinya menginginkan kehadiran ITERA dapat memberikan dampak langsung bagi masyarakat daerah, khususnya di Provinsi Lampung, Sumatera, dan Indonesia, melalui riset dan inovasi yang dilakukan.
BACA JUGA:126 Pejabat Esselon Lingkup Pemkab Lampung Utara Diambil Sumpah Jabatan
"Berangkat dari keresahannya setelah diskusi langsung dengan Gubernur Lampung, Rektor bertekat ITERA hadir mendukung pembangunan daerah khususnya di bidang pertanian dan ketahanan pangan. Khusus di bidang pertanian, ITERA menawarkan pemanfaatan pupuk organik yang dihasilkan dari Integrated Waste and Agro Center ITERA (IWACI)," katanya.
Rektor menambahkan, pupuk yang dihasilkan tersebut telah diuji coba di beberapa daerah di Lampung, hingga luar daerah, dan dinilai mampu menurunkan ketergantungan petani dengan pupuk anorganik hingga 50%.
"Pusat pengelolaan sampah terintegerasi atau IWACI ITERA, saat ini juga masih terus dikembangkan dan sempurnakan, sebagai sistem pengelolaan sampah masa depan, yang dapat direplikasi oleh pemerintah daerah," ungkapnya.
Rektor menyebut, masih banyak riset dan inovasi yang sedang dan akan dilakukan para dosen ITERA, yang diharapkan dapat mendorong hilirisasi produk sumber daya alam yang dimiliki setiap daerah di Lampung, dan Sumatera.
Di sisi ketahanan pangan, Rektor juga menyampaikan, ITERA melalui program studi yang dimiliki mendorong inovasi di bidang pengelolaan singkong seperti inovasi mi singkong tanpa harus melalui pengolahan singkong menjadi tepung.
Sebagaimana diketahui, Provinsi Lampung adalah daerah penghasil singkong terbesar di Indonesia. Namun, hal ini belum diimbangi dengan hilirisasi produk singkong.
“Kami sudah melatih masyarakat di Labuhan Maringgai, Lampung Timur untuk membuat mie singkong. Sementara untuk pupuk kami juga sudah melakukan uji coba langsung kepada petani di Lampung Selatan, dan hasilnya sangat efektif,” ujarnya.
Rektor menjelaskan, masih banyak riset dan inovasi yang sedang dan akan dilakukan para dosen ITERA, yang diharapkan dapat mendorong hilirisasi produk sumber daya alam yang dimiliki setiap daerah di Lampung, dan Sumatera.
BACA JUGA:Pemkot Bandar Lampung Beri Bantuan Warga Korban Kebakaran Hingga Biaya Pengobatan
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Umum Dr. Ir. Rahayu Sulistyorini, S.T.,M.T. menambahkan, sebagai komitmen kuat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ITERA juga telah mempelopori pembentukan gerakan Wakaf IPTEK pertama di Indonesia.