Wazzaki mengatakan bahwa dampak utama dari hoaks ialah munculnya polarisasi di tengah masyarakat, sebagaimana yang terjadi pada Pemilu 2019 lalu.
Selain itu, apabila hoaks tidak dapat ditangani maka dapat menurunkan pula kredibilitas dan integritas penyelenggaraan pemilu, yang akan berakibat pada kualitas pemilu yang menurun dan merusak rasionalitas pemilih.
“Termasuk, menimbulkan konflik sosial, ujaran kebencian dan propaganda, serta membesarnya disintegrasi nasional,” pungkasnya.
Kehadiran Bawaslu Lamsel di Graha Pena disambut Pemimpin Redaksi Radar Lamsel Veri Dial Ariyatama, GM Vidya Desterega dan personel Radar Lamsel lainnya seperti Iwan J Sastra, Randy Pratama, dan Bendahara PWI Lamsel Idho Mai Saputra.
Veri mengatakan tidaklah sulit mencari persamaan antara Bawaslu dengan pers. Karena dua-duanya memiliki semangat pengawasan, jika Bawaslu di Kepemiluan maka Radar Lamsel menyorot isu yang berkembang setiap harinya di kabupaten ini.
“ Karena punya semangat yang sama, maka tidaklah sulit mengarungi episode-episode panjang Pilpres, Pileg hingga Pilkada. Oleh sebab itu moment ini menjadi penting karena dua-duanya memegang teguh fungsi pengawasan dalam berdemokrasi,” pungkasnya. (red)