METRO,LAMPUNGNEWSPAPER - Potret yang tidak sedap di mata berupa sampah, terlihat menumpuk dan mengambang “menghiasi” permukaan saluran irigasi primer di sekitar jembatan yang membentang di Jalan Hasanudin, Kelurahan Imopuro, Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro.
Berdasarkan pantauan Lampung Newspaper di lokasi, sebagian besar sampah itu adalah batang kayu, karung, kantong dan botol plastik, kardus, wadah styrofoam, rerumputan, pampers, serta berbagai macam limbah rumah tangga lainnya.
Barang-barang bekas tersebut menumpuk di dekat bendung irigasi, dan sebagiannya ikut mengalir terbawa arus menuju areal persawahan, lewat jaringan irigasi tersier di lokasi itu.
BACA JUGA:Antisipasi Kenakalan Remaja, Pemkot Metro Gelar Sosialisasi Hukum Terpadu
Salah seorang warga yang sedang melintas, Rita(39) mengaku sering melihat sampah menumpuk di lokasi tersebut. Dia menduga, limbah rumah tangga itu merupakan ulah dari oknum-oknum masyarakat.
“Sampah di ledeng sini memang sering. Saya setiap hari lewat sini kalau antar anak sekolah, ya sudah biasa lihat pemandangan sampah begitu. Dulu, malah pernah lebih banyak lagi. Sebagian sampahnya itu mungkin dari tempat lain ya, kebawa arus dan sampai ke sini. Tapi, saya pernah beberapa kali pergoki orang lewat naik motor, terus main lempar, buang kantong plastik isi sampah ke sini,” kata Rita kepada Lampung Newspaper, Kamis, 21/9/2023..
Sementara itu, ditanya mengenai sampah di saluran irigasi primer, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Metro, Heri Wiratno berspekulasi, bahwa sebagian sampah dibuang saat air surut, kemudian mengambang dan terbawa arus ketika pola gilir irigasi dimulai.
“Sudah diinstruksikan oleh Pak Wali Kota dan Pak Wakil dalam acara Jumat bersih yang dikoordinir oleh Dinas LH. Bahkan Pak Wakil bersama saya, sempat melihat lokasi tersebut dan sudah dibersihkan. Nanti kalau ada sampah lagi, akan dieksekusi hari Jumat berikutnya,” kata Heri saat dikonfirmasi melalui pesan singkat WhatsApp.
BACA JUGA:Pemkot Bandar Lampung Gelar Pasar Murah Usai Pengesahan APBD Perubahan 2023
“Penyebabnya, kesadaran kita sebagai masyarakat yang belum sadar, masih buang sampah sembarangan. Jadi, itu kan ada pola gilir ya, jadi irigasi di musim kemarau itu dijadwal. Sampai awal Oktober nanti, itu nanti irigasi bakal terisi terus,” timpalnya.
Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Metro, Ardah mengatakan, pihaknya sudah pernah melakukan koordinasi lintas sektoral. Dia menyebut bahwa kewenangan sampah di irigasi primer merupakan otoritas UPT Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Mesuji Sekampung.
“Iya. Kami sudah pernah koordinasi, dan sampah akan diangkat oleh UPT Balai, karena memang ini kewenangan mereka. Iya, dua pekan yang lalu, kita kegiatan geliat Jumat bersih dengan beberapa organisasi juga,” tukasnya.
Problematik sampah belakangan ini seolah jadi masalah krusial yang dihadapi Kota Metro, meski faktanya Metro merupakan kota dengan jumlah penduduk dengan luas wilayah yang tergolong lebih kecil, daripada daerah setingkatnya di Lampung.
BACA JUGA:Antisipasi Kenakalan Remaja, Pemkot Metro Gelar Sosialisasi Hukum Terpadu
Berdasarkan data yang dihimpun Lampung Newspaper dari Dinas LH Kota Metro, diketahui kota dengan kepadatan penduduk sekitar 160.000 jiwa ini, dapat memproduksi sampah sebanyak 102,71 ton per hari, dan rata-rata perkiraan 80 ton per hari yang pasti masuk ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) di Karangrejo, Kecamatan Metro Selatan.
Oleh sebab itu, pemerintah setempat berharap masyarakat di Bumi Sai Wawai dapat ikut serta berperan, menciptakan kota yang bersih dengan upaya, setidaknya dengan membudayakan buang sampah pada tempatnya. (Mrc)