Pemkot Metro Minimalisasi Dampak Buruk Perubahan Cuaca Ekstrem

Kamis 07-09-2023,19:56 WIB
Reporter : Muhammad Richardo
Editor : Heru Djalili

METRO, LAMPUNGNEWSPAPER - Pemerintah Kota (Pemkot) Metro menyoroti fenomena perubahan cuaca ekstrem yang belakangan terjadi akibat panas badai el-nino, dan berdampak buruk terhadap sejumlah sektor kehidupan sosial masyarakat.

 

BACA JUGA:Awasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi!

 

El-nino sendiri adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tentang fenomena perubahan iklim yang terjadi akibat interaksi rumit antara laut dan atmosfer, sehingga berdampak luas bagi pola cuaca, pun ekosistem. 

 

El-nino berasal dari kosa kata Spanyol yang memiliki arti “anak kecil”. Penggunaan istilah itu mengacu pada pemanasan berkala, suhu permukaan laut di wilayah tengah dan timur Samudra Pasifik. Fenomena alam tersebut merupakan bagian dari siklus iklim yang dikenal sebagai El Nino-Southern Oscillation (ENSO), yang terkait pula dengan pasangannya yang lain yang lebih dingin, yakni La-nina. Belakangan ini, el-nino cukup menarik perhatian masyarakat dan jajaran pemerintah, termasuk Pemkot Metro.

 

Langkah antisipasi terhadap dampak dari el-nino, sempat menjadi pembahasan dalam agenda rapat koordinasi bulanan daerah yang berlangsung di Aula Pemkot Metro pada Rabu, 6 September 2023 kemarin.

 

Wali Kota Metro, Wahdi Siradjuddin meminta kepada sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk melakukan langkah antisipatif, meminimalisir akibat buruk yang ditimbulkan oleh cuaca panas tersebut, seperti halnya aspek pertanian, yang mana sejumlah masyarakat telah berspekulasi di musim kali ini petani terancam gagal panen.

 

“Kita harus melihat potensi itu agar cepat diantisipasi dan harus betul-betul dijalankan dengan baik. Juga, kita harus memikirkan pembangunan sumber daya manusia sebagai investasi untuk terus kita lestarikan,” kata Wahdi, Kamis, 7/9/2023.

 

Guna mengantisipasi musim panen yang diperkirakan bakal mengalami kegagalan atau hasil yang tidak sesuai ekspektasi, Wahdi memaparkan program Presiden Republik Indonesia, yang kembali mencanangkan pembagian beras sebanyak 10 kilogram bagi masyarakat yang berhak. Hal itu dapat menjadi salah satu langkah antisipatif, mengingat harga bahan pokok tersebut yang saat ini memang tengah melambung.

Tags :
Kategori :

Terkait