Dari pengalamannya, limbah yang menyerupai aspal tersebut diduga bersumber dari minyak mentah yang terakumulasi. Sehingga bentuknya kemudian menjadi gumpalan menyerupai aspal. Irfan menyebut kalau zat tersebut merupakan bahan berbayar yang bisa merusak lingkungan laut. "Jika jumlah banyak dan terus menerus terjadi, maka akan segera berdampak terhadap laut dan ekosistemnya," kata Irfan. (rnd)