Nilai transaksi tersebut dianggap sebagai indikator meningkatnya minat masyarakat terhadap produk kreatif Lampung. "Angka ini menjadi sinyal kuat bahwa UMKM Lampung terus tumbuh dan semakin dipercaya konsumen," ujar Wulan.
Wulan juga menyampaikan besarnya antusiasme pengunjung yang datang dari berbagai daerah. Kehadiran ribuan pengunjung selama tiga hari menunjukkan bahwa Kriya Jemari telah menjadi magnet baru bagi pelaku kreativitas di Lampung.
Kesuksesan tahun ini mendorong panitia menetapkan rencana agar Pameran Kriya Jemari 2026 mengangkat Icon dari salah satu kabupaten/kota di Lampung. Penetapan ikon ini bertujuan memperkaya kekhasan visual dan memperkuat identitas budaya di setiap penyelenggaraan.
Pada kesempatan tersebut, panitia mengumumkan bahwa Kabupaten Tanggamus mendapatkan kepercayaan menjadi Icon Kriya Jemari 2026. Keputusan ini disambut baik karena daerah tersebut memiliki tradisi wastra dan kriya yang kuat serta berpotensi menonjol pada penyelenggaraan tahun depan.
Acara penutupan juga diisi dengan penyerahan tropi, piagam, dan hadiah bagi pemenang lomba mewarnai, melukis, serta lomba class of culture tingkat SMA. Para pemenang menerima apresiasi langsung dari jajaran Dekranasda dan Pemerintah Provinsi Lampung.
Untuk kategori stan terbaik umum, penghargaan diraih Luxxe Studio, JK Style, dan Bank Indonesia. Sementara kategori stan terbaik Dekranasda kabupaten/kota diberikan kepada Tulang Bawang Barat, Lampung Tengah dan Tanggamus yang dinilai berhasil menampilkan kurasi produk yang kuat dan inovatif.
Penghargaan khusus juga diberikan kepada para sponsor, di antaranya HIPMI, Bank Mayapada, Graha Wangsa, Bumi Waras, PT. Asia Makmur, Bank Lampung, dan Bank Indonesia atas dukungan dalam penyelenggaraan pameran.
Salah satu momen paling mengharukan dalam penutupan adalah lelang lukisan karya anak-anak disabilitas. Dalam hitungan menit, seluruh lukisan terjual habis oleh para pengunjung. Hasil lelang tersebut akan disalurkan kembali kepada anak-anak disabilitas dalam bentuk peralatan kriya untuk mendukung kreativitas mereka.
Ketua Dekranasda menyebut lelang ini sebagai bentuk pemberdayaan nyata bagi anak-anak disabilitas yang memiliki kemampuan seni. Dukungan tersebut diharapkan membuka peluang lebih luas bagi mereka untuk terus berkarya dan membangun masa depan yang lebih mandiri.
Wulan menegaskan bahwa keberhasilan penyelenggaraan tahun ini tidak terlepas dari dukungan pemerintah daerah, pihak swasta, dan masyarakat. Meski demikian, panitia tetap melakukan evaluasi untuk memastikan pameran berikutnya dapat berlangsung lebih baik.(npt/ral