BANDARLAMPUNG, LAMPUNGNEWSPAPER - Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung (RIL) memperingati Hari Santri Nasional 2025 dengan penuh khidmat di halaman Gedung Academic & Research Center, Rabu (22/10/2025).
Seluruh sivitas akademika UIN RIL hadir dalam apel yang juga diikuti oleh para mahasantri Ma’had Al Jami’ah. Nuansa santri begitu terasa, peserta mengenakan pakaian putih dengan sarung dan peci bagi laki-laki, dan perempuan menyesuaikan.
Apel Hari Santri juga diiringi lantunan hadroh dari Ma’had Al Jami’ah. Kegiatan ini turut disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube resmi UIN RIL.
Apel dipimpin oleh Rektor Prof. H. Wan Jamaluddin Z, M.Ag., Ph.D., yang bertindak sebagai pembina upacara. Dalam kesempatan itu, Rektor membacakan amanat Menteri Agama Republik Indonesia.
Mengawali amanat tersebut, disampaikan rasa duka mendalam atas wafatnya 67 santri dalam musibah yang menimpa Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.
“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Kita semua berduka, bangsa ini berduka. Semoga seluruh korban mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan serta kekuatan iman,” ucapnya.
Peringatan Hari Santri tahun ini bertepatan dengan satu dekade sejak pertama kali ditetapkan pemerintah pada 2015. Tahun 2025 mengusung tema Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia. Tema ini mencerminkan tekad santri untuk tidak hanya menjadi penjaga kemerdekaan, tetapi juga penggerak kemajuan dan pembawa nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin di kancah global.
Rektor menyampaikan, pesantren telah menjadi pusat pendidikan jauh sebelum Indonesia merdeka. Dari pesantren lahir generasi yang tak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara moral dan spiritual.
“Dari rahim pesantren, lahir para tokoh besar bangsa ini, mulai dari pejuang kemerdekaan hingga pemimpin umat. Kini banyak santri yang telah berkiprah di level internasional, membawa nama baik Indonesia di kancah dunia,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa santri masa kini harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. “Santri sekarang tidak hanya menguasai kitab kuning, tetapi juga harus menguasai teknologi, sains, dan bahasa dunia. Dunia digital harus menjadi ladang dakwah baru bagi para santri,” lanjutnya.
Dalam pesannya kepada seluruh santri Indonesia, ia menekankan pentingnya ilmu dan akhlak. “Jadilah santri yang berilmu, berakhlak, dan berdaya. Rawatlah tradisi pesantren, tetapi juga peluklah inovasi zaman. Tanamlah ilmu dengan sungguh-sungguh, hormati guru dan kiai, cintai Tanah Air. Karena dari tangan para santrilah masa depan Indonesia akan ditulis,” ujarnya menutup amanat.
Usai apel, kegiatan dilanjutkan dengan istighosah dan doa bersama di Masjid Safinatul Ulum. Rektor menyampaikan bahwa kegiatan tersebut menjadi wujud doa bersama bagi para korban musibah Pesantren Al-Khoziny dan permohonan agar bangsa Indonesia dijauhkan dari marabahaya.
“UIN Raden Intan Lampung sebagai bagian dari dunia pesantren di bawah Kementerian Agama turut memanjatkan doa agar kampus ini terus tumbuh mendunia, bertambah guru besarnya, meningkat kualitas mahasantri dan mahasiswanya, serta membawa manfaat yang besar bagi masyarakat,” ungkapnya.
Istighosah dipimpin oleh Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Prof. Dr. H. Abdul Syukur, M.Ag., serta doa oleh Dekan Fakultas Adab Dr. H. Ahmad Bukhari Muslim, Lc., M.A.