LAMPUNGBARAT.LAMPUNGNEWSPAPER.COM--Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Barat (Lambar) memanfaatkan Festival Budaya Sekala Bekhak Ke-11 sebagai sarana untuk melestarikan kuliner tradisional, salah satunya lomba ngelemang (memasak lemang).
Acara yang dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Nukman di Lapangan Merdeka Kelurahan Pasar Liwa Kecamatan Balik Bukit, Pemerintah Kabupaten Lampung Barat menyediakan seribu pancung lemang diperuntukan untuk 15 Pekon dari Kecmatan Sukau, Balik Bukit dan Batu Brak.
Seperti diketahui, lomba ngelemang ini seluruhnya disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Lampung Barat, yang kemudian diserahkan kepada pihak Pekon untuk di perlombakan.
Kehadiran pria yang kental dengan adat budaya itu menjadi sepirit tersendiri bagi para peserta, seakan tidak menyadari bahwa dirinya merupakan ASN tertinggi di Lampung Barat, Nukman terlihat sedikitpun tidak canggung bersenda gura dengan peserta lomba, bahkan dirinya sempat menghibur para peserta lomba dengan memberi hiburan nyambai bersama masyarakat.
BACA JUGA:Wujudkan Sekolah Rakyat di Lampung Barat, Parosil Mabsus Kunjungi Kemensos
BACA JUGA:Festival Krakatau 2025 Resmi Ditutup, Gubernur Mirza Ajak Wujudkan Lampung Maju dan Berdaya Saing
Nukman mengatakan, Lamang merupakan warisan leluhur yang harus dijaga kelestariannya secara turun temurun "Alasan ngelemang ini dilombakan karena sekarang lamang ini semakin langka seiring dengan perkembangan zaman," kata Nukman.
"Lemang merupakan panganan khas di Kabupaten Lampung Barat. Lemang biasanya di buat atau disajikan pada hari-hari istimewa, termasuk Hari Raya, Juga saat pesta pernikahan dan lainnya," ungkapnya.
Nukman menyebut, lamang bukan hanya khas tetapi juga sangat erat kaitannya dengan adat istiadat masyarakat Lampung Barat, karena lamang merupakan salah satu komponen yang biasa dipersembahkan atau disajikan pada berbagai acara adat seperti acara kematian, kelahiran, hingga pernikahan.
Sebagai asli putra daerah yang mencintai kekayaan lokal, Nukman berharap keberadaan makanan tradisional ini dapat bertahan selamanya. Namun, trand yang terjadi saat ini ia cukup khawatir, karena sangat sedikit anak-anak masyarakat yang mau membuat lemang.
"Mudah-mudahan tahun selanjutnya peserta lomba ngelamang ini lebih banyak, khususnya dari anak-anak muda, karena generasi muda merupakan garda terdepan dalam pelestarian budaya di daerah kita," tuturnya